Makalah Virus
TUGAS
MANDIRI DOSEN
PENGAMPU:
MIKROBIOLOGI drh.
Rahmi Febriyanti
Makalah
VIRUS
Oleh :
KHALIDAH M. NOER
HARAHAP
NIM. 11581202662
PROGRAM
STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS
PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Virus” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya..
Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah
Mikrobiologi dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Pekanbaru, 17 April 2016
Penulis
Khalidah M. Noer Harahap
NIM. 11581202662
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................ix
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.............................................................................................1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................1
C.
Tujuan
Penulisan..........................................................................................2
D.
Kegunaan Penulisan
....................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sejarah
Penrmuan Virus...............................................................................3
B.
Ukuran,
Struktur, dan Morfologi Virus........................................................4
C.
Klasifikasi
Virus...........................................................................................7
D.
Siklus Hidup Virus.......................................................................................8
E.
Patogenesis
Virus ......................................................................................10
F.
Perbedaan Virus
dengan Bakteri................................................................12
BAB III : PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................14
B.
Saran...........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1.1 Struktur sel virus.................................................................................. 4
1.1 Struktur sel virus.................................................................................. 4
1.2 Morfologi
Virus Heliks........................................................................ 5
1.3 Morfologi
Virus Polihedral................................................................. 6
1.4 Morfologi
Virus Bersampul (enveloped)............................................ 6
1.5 Morfologi
Virus Kompleks.................................................................. 7
1.6 Siklus
Reproduksi Virus...................................................................... 9
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Perbedaan Virus dengan Bakteri......................................................... 12
1.1 Perbedaan Virus dengan Bakteri......................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Virus berbeda dengan agen penyebab infeksi lainnya
dalam hal struktur dan biologi, khususnya reproduksi. Walaupun virus membawa
informasi genetik didalam DNA atau RNA, tetapi ada kekurangan sistem sintesis
yang diperlukan untuk memproses informasi ini kedalam materi virus baru.
Replikasi baru terjadi setelah virus menginfeksi sel hospes yang kemudian
mengendalikan sel hospes untuk melakukan transkripsi dan/atau translasi
informasi genetik demi kelangsungan hidup virus. . Virus dapat menginfeksi
setiap bentuk kehidupan sehingga sering menyebabkan penyakit yang diantaranya
berakibat cukup serius. Beberapa virus dapat memasukkan informasi genetiknya
kedalam genom manusia kemudian menyebabkan penyakit.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan judul makalah maka
rumusan permasalahannya adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana sejarah ditemukannya virus?
2.
Bagaimana ukuran, struktur, dan
morfologi virus?
3.
Bagaimana klasifikasi
virus?
4.
Bagaimana Siklus
Hidup Virus?
5.
Bagaimana sifat
patogenetik Virus?
6.
Apa saja yang
membedakan virus dengan bakteri?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui
sejarah penemuan virus.
2.
Untuk mengetahui
ukuran, struktur, serta morfologi virus.
3.
Untuk mengetahui
klasifikasi dalam pengelompokkan virus.
4.
Untuk mengetahui
siklus hidup virus di dalam sel inang yang di infeksi oleh virus.
5.
Untuk mengetahui
tingkat patogenetik virus.
6.
Untuk mengetahui
perbedaan antara virus dengan bakteri.
D.
Kegunaan
Penulisan
Adapaun kegunaan Penulisan makalah ini adalah adalah
antara lain:
1.
Untuk menambah
wawasan dan pengertian kita mengenai virus.
2.
Untuk
melengkapi tugas penulis di mata kuliah Mikrobiologi pada semester 2 jurusan
peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sejarah ditemukannya Virus
Virus dari
bahasa latin berarti racun dan pertama kali dimunculkan pada tahun 1883, dengan
perkembangan sejarah sebagai berikut :
1883, Adolf
Mayer (Jerman) ia melakukan penelitian tentang penyebab penyakit mozaik pada
tembakau. Penyakit mozaik ini menyebabkan pertumbuhan tembakau menjadi
terhambat (kerdil) dan daunnya berwarna belang-belang. Mayer menemukan bahwa
penyakit mozaik tersebut menular ke tanaman tembakau lain ketika ia
menyemprotkan ekstrak daun tembakau yang berpenyakit ke tanaman tembakau yang
sehat. Mayer berkesimpulan bahwa penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri yang
sangat kecil. Bakteri ini tidak dapat dilihat meskipun dengan menggunakan
mikroskop.
1892, Dimitri
Ivanowsky (Rusia), menguji kembali kesimpulan mayer dengan menyaring ekstrak
daun tembakau dengan saringan yang dirancang sedemikian rupa agar bakteri tidak
lolos dan diperoleh filtrat daun tembakau. Ekstrak daun tembakau yang telah
disaring tersebut disemprotkan ke tanaman tembakau yang sehat, namun tanaman
tersebut masih tertular juga oleh penyakit mozaik. Iwanowsky menduga bahwa
penyakit mozaik pada tanaman tembakau ini disebabkan oleh suatu organisme yang
berukuran lebih kecil dibandingkan bakteri.
1893, Martinus
W. Beijerinck melakukan pengamatan seperti yang dilakukan oleh Iwanowsky. Ia
berpendapat bahwa ada agen yang menginfeksi tanaman tembakau, meskipun ia
sendiri belum mengetahui hal itu. Beijerinck menyebut agen penginfeksi itu
sebagai virus lolos saring (filterable virus). Ia memeberi nama demikian karena
agen tersebut dapat lolos dari saringan bakteri dan tidak dapat diamati dengan
mikroskop cahaya.
1935, Wendell
Meredith Stanley (US), kesimpulannya tentang TMV (tobacco mosaic virus).[1]
1939, TMV
pertama kali divisualisasikan melalui mikroskop elektron.[2]
Perkembangan ilmu
pengetahuan selanjutnya memberikan kita pemahaman bahwa berbagai jenis virus
merupakan penyebab penyakit pada tumbuhan, hewan, dan manusia.istilah virus
lolos saring kemudian disingkat menjadi virus. Beijerinck dan Iwanowsky
dinobatkan sebagai penemu virus.
B.
Ukuran, Struktur, dan Morfologi Virus
a.
Ukuran Virus
Virus merupakan organisme subselular
karena ukurannya sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
elektron. Ukurannya lebih kecil dari pada bakteri yaitu kisaran antara
0,015-0,2 µm.[3]
b.
Struktur Virus
asam nukleat
virus berupa DNA atau RNA saja, beruntai tunggal/single stranded (ss) ataupun
beruntai ganda/double stranded (ds), sehinngga dikenal kelompok famili genus
ssRNA, dsRNA, ssDNA, dan dsDNA. Asam nukleat virus dapat berbentuk linier
ataupun sirkuler. Pada beberapa virus contohnya virus influenza, asam
nukleatnya merupakan segmen-segmen yang terpisah.
Gambar 1.1 Struktur sel virus
Kapsid (coad
protein) adalah susunan protein yang mengelilingi asam nukleat virus. Struktur
kapsid sangat ditentukan oleh asam nukleat virus. Kapsid tersusun atas
subunit-subunit protein yang disebut kapsomer.
Pada beberapa
virus, kapsid ditutupi oleh sampul (enveloped)
yang umumnya terdiri dari kombinasi antara lipid (mayoritas), protein, dan
karbohidrat. Sampul atau selaput (envelope)
dapat ditutupi oleh struktur serupa paku (spike)
yang merupakan kompleks karbohidrat dan protein. Spike dapat berperan pada
proses perlekatan virus pada sel inang. Virus dengan kapsid yang tidak tertutup
oleh envelope disebut virus telanjang
(non-enveloped virus). Pada virus
ini, kapsid melindungi asam nukleat virus dari enzim nuklease dalam cairan
biologis inang dan mendukung perlekatan virus pada sel inang yang peka.
c.
Morfologi Umum Virus
Terdapat
beberapa tipe virus berdasarkan arsitektur kapsidnya, yaitu antara lain sebagai
berikut:
1.
Virus Heliks
Virus heliks
menyerupai bentuk batang yang panjang, dapat bersifat kaku ataupun fleksibel.
Asam nukleat virus ditemukan di dalam lekuk kapsid silindris. Contoh virus
heliks yaitu virus rabies dan virus Ebola hemorrhagic fever.
Gambar 1.2 Morfologi Virus Heliks
2.
Virus Polihedral
Virus polihedral
terdiri dari banyak sisi. Kapsid berbentuk ikosahedron, polihedron regular
dengan 20 permukaan triangular dan 20 sudut. Kapsomer di setiap permukaan
berbentuk segitiga sama sisi. Contoh virus polihedral yaitu adenovirus dan
poliovirus.
Gambar 1.3 Morfologi Virus Polihedral
3.
Virus Bersampul (enveloped)
Virus bersampul
(enveloped) berbentuk bulat. Bila virus heliks dan polihedral ditutupi oleh
envelope, maka virus itu disebut virus heliks bersampul (enveloped helical virus) atau virus polihedral bersampul (enveloped polyhedral virus). Contoh
virus bersampaul (enveloped) adalah virus influenza (heliks bersampul), virus
herpes simpleks (polihedral bersampul).
Gambar 1.4 Morfologi Virus Bersampul (enveloped)
4.
Virus Kompleks (complex
virus)
Virus kompleks
memiliki struktur yang kompleks (complicated).
Contohnya bakteriofag, kapsid berbentuk polihedral dengan tail sheath berbentuk heliks dan poxvirus, kapsid berbentuk tidak
jelas (tidak jelas terlihat) dengan protein selubung (coat protein) di sekeliling asam nukleat.[4]
Gambar 1.5 Morfologi Virus Kompleks
C.
Klasifikasi Virus
Klasifikasi
virus yang paling tua didasarkan atas symptomatology, misalnya untuk virus yang
menyebabkan penyakit-penyakit pada sistem pernapasan. Sistem klasifikasi ini relatif
mudah, namun tidak banyak diterima oleh para ilmuan karena ada beberapa virus
yang menyebabkan lebih dari satu macam penyakit, tergantung dari jaringan yang terinfeksi.
Para peniliti
virus akhirnya membuat sistem klasifikasi baru pada tahun 1966, dengan
membentuk International Committe on the
Taxonomy of Viruses (ICTV). ICTV virus menjadi beberapa famili (suku)
berdasarkan:
1.
Tipe asam
nukleat
2.
Strategi
replikasi
3.
Morfologi
Akhiran -virus digunakan
untuk genus (marga). Nama famili (suku) berakhiran dengan –viridae, dan nama
ordo (bangsa) berakhiran –ales. Spesies virus adalah suatu kelompok virus yang
membagi informasi genetik dengan niche ekologi yang sama.
D.
Siklus Hidup Virus
Pada virus
siklus hidup terjadi apabila virus berada di dalam sel inang dan didalam sel
inang tersebut siklus hidupnya merupakan siklus reproduksi. Siklus reproduksi
pada virus (bakteriofage) ini terjadi dalam dua tahap, yaitu:
1.
Siklus Litik
Tahapan dalam siklus
litik antara lain:
1)
Attachment atau
adsorption (penempelan/pelekatan) attachment side virus berikatan dengan
receptor side sel bakteri.
2)
Penetration
(penembusan) bakteriofage menginfeksikan DNA ke dalam sl bakteri (dinding sel
dirusak terlebih dahulu dengan enzim lisosom dari ekor bakteriofage).
3)
Tahap replikasi
dan biosintesis. Bakteriofage menghentikan sintesa sel hospes melalui
mengganggu transkripsi atau menekan translasi. Langkah-langkahnya yaitu:
a.
Sintesis banyak
copy DNA (menggunakan nukleotida dan beberapa enzim sel hospes).
b.
Transkripsi mRNA
(untuk biosintesis enzim fag dan protein kapsid)
c.
Translasi
(menggunakan ribosom, enzim, dan asam amino hospes)
d.
Early messages
ditranslasi menjadi early phage proteins (enzim yang digunakan untuk sintesis
DNA Fage)
e.
Late messages
ditranslasi menjadi late phage proteins (enzim yang digunakan untuk sintesis
protein kapsid)
f.
Setelah beberapa
menit, ada banyak komponen yang terpisah-pisah (DNA dan protein). Periode
perkembangbiakan ini (belum terbentuk virion yang lengkap dan infektif) disebut
eclipse period.
4)
Maturasi (pematangan).
DNA dan kapsid tersusun menjadi virion yang lengkap secara spontan.
5)
Release
(pelepasan). Terjadi sintesis lisosim di dalam sel (dicode oleh fag) sehingga
dinding sel pecah dan bakteriofag dilepaskan. Waktu mulai attachment sampai
release (20-40 menit disebut Burst time. Jumlah fage baru yang direlease satu
sel adalah 50-200.
Gambar 1.6 Siklus Reproduksi Virus
2.
Siklus Lisogeni
Siklus lisogeni
terjadi bila DNA bakteriofag berinkorporasi dengan DNA sel hospes.
Fage yang bisa
berkembangbiak melalui daur lisis maupun lisogeni disebut fage lisogeni atau temperate
phage (tetap laten/inaktif), sedangkan sel hospesnya disebut sel lisogeni.
Tahapan pada proses lisogeni yaitu:
a.
Attachment dan
penetration
b.
DNA fage membentuk
lingkaran
c.
Lingkaran DNA
fage berkombinasi dengan DNA bakteri. DNA fage yang telah disisipkan (inserted)
disebut profage. Gen fage
menghasilkan dua protein penekan yang berikatan dengan operator sehingga
menghentikan transkripsi semua gen fage yang sama.
d.
Setiap kali
kromosom sel hospes bereplikasi, DNA profage juga turut bereplikasi dalam
keadaan laten.
e.
Hingga pada suatu
ketika DNA fage itu terpisah karena sinar ultra violet (UV) atau bahan kimia
tertentu atau secara spontan, dan memulai siklus lisis.
Hasil siklus lisogeni adalah:
a.
Sel lisogeni
imun terhadap terinfeksi fage yang sama
b.
Sel hospes
memiliki kemampuan yang baru, misalnya:
1.
Clostridium
diptheriae dapat memproduksi toksin.
2.
Streptococcus
dapat menghasilkan toksn yang berhubungan dengan scarlet fever.
3.
Clostridium
botulinium dapat menghasilkan toksin yang menyebabkan botulisme
4.
Vibrio cholerae
dapat menghasilkan koleratoksin.
c.
Transduksi
khusus. Fage lisogeni membungkus DNA bakteri bersama-sama dengan DNA-nya
sendiri di dalam kapsid yang sama. Saat profage dipisahkan dari kromosom
hospes, adjacent genes dari salah satu sisinya akan tetap menempel pada DNA
fage.
E.
Patogenesis Virus
Semua virus
hanya dapat tumbuh dan berkembang di sel hidup. Oleh karena itu, semua virus
adalah parasit. Sifat parasit dapat menjadi patogen jika sel yang diinfeksi adalah
sel organisme (baik manusia, hewan, tumbuhan, maupun bakteri). Jika infeksi
virus terhadap organisme patogen, maka sifat virus bukan lagi parasit atau
patogen, melainkan antipatogen. Perbedaan mendasar antara patogenesis virus dan
bakteri adalah virus memodifikasi DNA sel inang, sedangkan bakteri menyerang
sel inang tanpa melakukan modifikasi DNA sel inang.[5]
Kerentanan
(susceptibility) sel inang terhadap infeksi virus sepenuhnya bergantung kepada
ketersediaan reseptor sel inang. Kultivasi virus dapat merubah kerentanan sel
inang terhadap infeksi virus. Sel-sel saraf rentan terhadap infeksi virus
polio, tetapi sel-sel ginjal tidak. Akan tetapi jika virus polio dikultivasi
pada media ginjal, maka sel-sel ginjal menjadi rentan terhadap infeksi virus
polio. Kerentanan sel inang terhadap infeksi virus juga terlihat dari
kematangan usia. Banyak virus lebih virulen pada hewan usia dini dibandingkan
hewan dewasa, misalnya coxsackie virus dan virus polio. Faktor genetik juga
memainkan peranan penting dalam mengukur kerentanan inang terhadap infeksi
virus.
Kekuatan infeksi
virus bergantung pada jumlah virus dan kekuatan pertahanan inang. Infeksi virus
biasanya langsung menimbulkan gejala klinis akut, tetapi kekuatan pertahanan
masing-masing inang membuat cepat tidaknya gejala klinis akut terlihat. Seperti
halnya pada bakteri, virulensi virus tergantung pada faktor genetik virus.
Terdapat empat jenis gen yang bertanggung jawab terhadap virulensi virus,
yaitu:
1.
Gen yang dapat
meningkatkan replikasi virus.
2.
Gen yang dapat
memodifikasi pertahanan inang.
3.
Gen yang dapat
menyebarkan virus.
4.
Gen yang dapat
membunuh sel inang (baik langsung maupun tidak langsung). Secara tidak langsung
virus membunuh sel inang dengan memproduksi toksin, misalnya toksin NSP4 yang
dihasilkan rota virus. Virus membunuh sel inang secara langsung melalui 3 cara,
yaitu:
1)
Menghambat
sintesis RNA dan protein inang
2)
Memprogram
kematian sel inang (apostosis)
3)
Membentuk fusi
membran virus dan inang.
Secara molekuler,
sistem pertahanan sel inang terhadap infeksi virus dengan memproduksi antibodi.
Derajat pertahanan sel inang terhadap infeksi virus diukur berdasarkan derajat
kemampuan antibodi menetralisir infeksi virus. Pertahanan saluran pernapasan
dan pencernaan biasanya bergantung pada slgA. Sel inang yang kehilangan
kemampuan memproduksi immunoglobulin, masih mempunyai sistem pertahanan lain,
yaitu menghaasilkan sel termediasi kekebalan (CMI). CMI biasanya diperoleh
setelah sembuh dari penyakit virus. Respons seluler sel inang terhadap infeksi
virus berbeda-beda. Terdapat 3 cara respons sel inang terhadap infeksi virus,
yaitu :
1.
Kematian
2.
Kehilangan
kontrol pertumbuhan (transformasi)
3.
Tidak
tampak nyata.
Berdasarkan waktu jeda antara infeksi dan timbulnya gejala
klinis, virus dibedakan menjadi 2, yaitu:
1.
Virus akut
Virus akut
merupakan virus yang dapat menimbulkan gejala klinis segera setelah infeksi
(dari beberapa jam sampai beberapa hari). Contoh virus akut dalah virus
influenza.
2.
Virus laten
Virus laten
merupakan virus yang dapat menimbulkan gejala klinis sampai beberapa minggu
(bahkan beberapa bulan) setelah infeksi. Contoh virus laten adalah virus
penurun kekebalan manusia (HIV).
F.
Perbedaan Virus dan Bakteri
Adapun perbedaan
virus dan bakteri adalah sebagai berikut:
No
|
Karakteristik
|
Bakteri
|
Virus
|
|
Bakteri Umum
|
Rickettsia/ Chlamydia
|
|||
1
|
Parasit Intraseluler
|
X
|
√
|
√
|
2
|
Membran plasma
|
√
|
√
|
X
|
3
|
Pembelahan biner
|
√
|
√
|
X
|
4
|
Melewati filter bakteri
|
X
|
X/√
|
√
|
5
|
Memiliki DNA & RNA sekaligus
|
√
|
√
|
X
|
6
|
Metabolisme menghasilkan ATP
|
√
|
√/X
|
X
|
7
|
Ribosom
|
√
|
√
|
X
|
8
|
Sensitivitas terhadap antibiotik
|
√
|
√
|
X
|
9
|
Sensitifitas terhadap IFN
(interferon)
|
X
|
X
|
√
|
Tabel 1.1 Perbedaan Virus dan Bakteri
Perbedaan lain Virus dan Bakteri yaitu:
1.
Virus tidak
tumbuh pada media laboratorium buatan, sedangkan bakteri dapat hidup pada media
laboratorium buatan.
2.
Virus
membutuhkan sel hidup untuk reproduksinya, sedangkan bakteri tidak.
3.
Semua virus
obligat parasit, sedangkan bakteri tidak.
4.
Untuk melihat
virus dibutuhkan mikroskop elektron.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Virus
adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis.
Virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
mengendalikan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
seluler untuk bereproduksi sendiri.
Dibandingkan
sel hidup lain, virus: 1) hanya memiliki satu tipe asam nukleat; 2) tidak dapat
memproduksi semua bagian selnya, virus hanya memproduksi materi genetik dan
selubung proteinnya; 3) tidak memiliki sistem metabolisme sehingga virus tidak
dapat tumbuh dan bereproduksi tanpa adanya sel inang.
Reproduksi
virus secara secara general terbagi dua yaitu litik dan lisogenik.
Tingkat
patogenetik virus lebih tinggi dibandingkan bakteri dikarenakan virus
memodifikasi DNA sel inang, sedangkan bakteri menyerang sel inang tanpa
melakukan modifikasi DNA sel inang.
Virus berbeda
dari bakteri dari beberapa aspek, diantaranya ukuran, asam nukleat virus hanya
ada satu (DNA atau RNA saja), sedangkan bakteri terdapat 2 asam nukleat (DNA
dan RNA).
B.
Saran
Akhirnya terselesaikanlah
makalah ini. Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini yang membahas
tentang virus ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari tata cara penulisan
dan bahasa yang dipergunakan.
Untuk itu
kritik dan saran dari dosen yang bersifat kousteuktif dan bersifat komulatif
sangat diharapkan supaya dalam penugasan
makalah yang akan datang lebih baik dan lebih sempurna.
[1] Oetami Dwi Hajoeningtijas, Mikrobiologi Pertanian, (Yogyakarta : Graha Ilmu, 2012), hlm 53.
[2] Ibid, hlm 53
[3] Koes Irianto, Mikrobiologi Medis (Medical Microbiology),
(Bandung: Alfabeta, 2013), hlm 50.
[4] Sylvia T. Pratiwi, Mikrobiologi Farmasi, (Yogyakarta:
Erlangga, 2008), hlm 66.
[5] Tjahjadi Purwoko, S.Si., M.Si., Fisiologi Mikroba (Jakarta: PT Bumi
Aksara,2007), hlm 265
DAFTAR PUSTAKA
Hajoeningtijas,
Oetami Dwi. 2012. Mikrobiologi Pertanian. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Irianto, Koes.
2013. Mikrobiologi Medis (Medical Microbiology). Bandung: Alfabeta.
Pratiwi, Sylvia
T. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Yogyakarta: Erlangga.
Purwoko,
Tjahjadi. 2009. Fisiologi Mikroba. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyuni,Wiwiek
Sri. 2005. Dasar-dasar Virologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
0 Response to "Makalah Virus"
Post a Comment