Makalah Fungi (Jamur)
Makalah
FUNGI
Oleh :
KHALIDAH M. NOER HARAHAP
11581202662
PROGRAM
STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS
PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah Swt karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Fungi” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya..
Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah
Mikrobiologi dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Pekanbaru, 13 Maret 2016
Penulis
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar isi.......................................................................................................................ii
BAB
I : PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang.............................................................................................. 1
B.
RumusanMasalah......................................................................................... 1
C.
Tujuan........................................................................................................... 2
D.
Manfaat ......................................................................................................
.. 2
BAB
II : PEMBAHASAN
A.
Arti
fungi...................................................................................................... 3
B.
Morfologi..................................................................................................... 3
C.
Cara hidup fungi
.......................................................................................... 5
D.
Reproduksi fungi ......................................................................................... 6
E.
Klasifikasi
fungi........................................................................................... 7
F.
Peranan fungi dalam kehidupan manusia..................................................... 9
BAB
III : PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................. 11
B.
Saran............................................................................................................ 11
Daftar Pustaka..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam hidup ini, kita selalu
dikelilingi dengan spesies-spesies makhluk hidup yang Beranekaragam salah
satunya fungi. Fungi ada yang bersifat menguntungkan dan ada pula yang bersifat
merugikan. Kita telah mengenal jamur dalam kehidupan sehari-hari meskipun tidak
sebaik tumbuhan lainnya. Hal itu disebabkan karena jamur hanya tumbuh pada
waktu tertentu, pada kondisi tertentu yang mendukung, dan lama hidupnya
terbatas. Sebagai contoh, jamur banyak muncul pada musim hujan di kayu-kayu
lapuk, serasah, maupun tumpukan jerami. Namun, jamur ini segera mati setelah
musim kemarau tiba. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
manusia telah mampu membudidayakan jamur dalam medium buatan, misalnya jamur
merang, jamur tiram, dan jamur kuping. Fungi akan terus menjadi bahan bagi
penelaah ilmiah dasar, terutama yang berkaitan dengan morfogenesis. Mereka akan
menjadi sangt penting di dalam proses-proses komersial, untuk menyediakan
produk-produk yang bermanfaat, termasuk antibody seperti penisilin.
Berdasarkan hal di atas , maka
penulis tertarik untuk lebih mendalami dan Mengidentifikasi tentang fungi dan
peranannya. Oleh karena itu dalam makalah ini penulis Membahas tentang ciri
fungi, klasfikasi fungi, reproduksi fungi, dan peranan dalam kehidupan Manusia.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang makalah
ini yang berjudul “fungi dan peranan yang ditimbulkan”, maka penulis merumuskan
beberapa masalah yang berkaitan dengan makalah ini
Sebagai berikut:
1. Bagaimana
ciri-ciri fungi?
2. Bagaimana
klasfikassi fungi?
3. Bagaimana
reproduksi fungi?
4. Bagaimana
peranan bagi manusia?
C. Tujuan
Beberapa tujuan penulis dalam
penyusunan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui cirri-ciri fungi
2.
Untuk mengetahui tentang klasfikasi fungi
3.
Untuk mengetahu tentang reproduksi fungi
4.
Untuk mengetahui tentang peranan fungi dalam kehidupan
manusia
D. Manfaat
Beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari penulisan makalah yang berjudul “fungi dan Peranannya” yaitu sebagai berikut:
1.
Manfaat bagi
penulis
Dengan penulisan makalah ini, penulis mendapat pengalaman dan ilmu
pengetahuan tentang fungi dan peranannya.
2.
Manfaat umum
Dapat dijadikan bahan referensi dan sumber informasi bagi pembaca, terutama
bagi kalangan pelajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Arti fungi
Fungi adalah nama
regnum dari
sekelompok besar makhluk hidup eukariotik heterotrof yang
mencerna makanannya di luar tubuh lalu menyerap molekul nutrisi ke
dalam sel-selnya. Kalangan ilmuwan kerap menggunakan istilah cendawan sebagai sinonim bagi fungi.
Orang awam menyebut sebagian besar
anggota fungi sebagai jamur, kapang, khamir, atau ragi, meskipun seringkali yang dimaksud
adalah penampilan luar yang tampak, bukan spesiesnya sendiri. Kesulitan dalam
mengenal fungi sedikit banyak disebabkan adanya pergiliran keturunan yang memiliki penampilan yang sama sekali berbeda
(ingat metamorfosis pada serangga atau katak). Fungi memperbanyak diri secara seksual dan aseksual. Perbanyakan seksual dengan
cara :dua hifa dari jamur
berbeda melebur lalu membentuk zigot lalu zigot tumbuh menjadi tubuh buah,
sedangkan perbanyakan aseksual dengan cara membentuk spora, bertunas atau fragmentasi hifa.
Jamur memiliki kotak spora yang disebut sporangium. Di dalam sporangium
terdapat spora. Contoh jamur yang membentuk spora adalah rhizopus. Contoh jamur
yang membentuk tunas adalah saccharomyces. Hifa jamur dapat terpurus dan setiap
fragmen dapat tumbuh menjadi tubuh buah.
B. Morfologi fungi
Struktur tubuh jamur tergantung pada
jenisnya. Ada jamur yang satu sel, misalnya Khamir, ada pula jamur yang
multiseluler membentuk tubuh buah besar yang ukurannya mencapai satu meter,
contohnyojamur kayu. Tubuh jamur tersusun dari komponen dasar yang disebut hifa.
Hifa membentuk jaringan yang disebut miselium. Miselium menyusun jalinan-jalinan
semu menjadi tubuh buah.
Pada umumnya sel kamir lebih besar daripada kebanyakan
bakteri, tetapi khamir yang Paling kecil tidak sebesar bakteri yang terbesar.
Khamir sangat beragam ukuranya, berkisar antara 1 sampai 5 Āµm lebar dan
panjangnya dari 5 sampai 30 Āµm tau lebih. Biasanya berbentuk telur, tetapi beberapa
ada yang memanjang atau berbentuk bola. Setiap spesies mempunyai bentuk yang
khas.
Tubuh atau talus, pada dasarnya
memiliki dua bagian : miselium dan spora (sel resisten, Istirahat atau dorman).
Miselium merupakan kumpulan beberapa filament yang dianmakan hifa. Setiap hifa
lebarnya 5 sampai 10Āµm, dibandingkan dengan sel bakteri yang biasanya
berdiameter 1 Āµm.
Hifa adalah struktur menyerupai
benang yang tersusun dari dinding berbentuk pipa. Dinding ini menyelubungi
membran plasma dan sitoplasma hifa. Sitoplasmanya mengandung organel eukariotik
kebanyakan hifa dibatasi oleh dinding melintang atau septa. Septa mempunyai
pori besar yang cukup untuk dilewati ribosom, mitokondria, dan kadangkala inti
sel yang mengalir dari sel ke sel. Akan tetapi, adapula hifa yang tidak
bersepta atau hifa senositik. Struktur hifa senositik dihasilkan oleh
pembelahan inti sel berkali-kali yang tidak diikuti dengan pembelahan sitoplasma.
Hifa pada jamur yang bersifat parasit biasanya mengalami modifikasi menjadi haustoria
yang merupakan organ penyerap makanan dari substrat; haustoria dapat menembus jaringan
substrat. Ada tiga macam morfologi hifa,
yaitu :
1.
Aseptat atau senosit. Hifa seperti ini tidak mempunyai
dindingsekat atau septum.
2.
Septet dengan sel-sel uninukleat. Sekat membagi hifa
menjadi ruang-ruang atau sel-sel berisi nucleus tunggal. Pada setiap septum
terdapat pori ditengah-tengah yang memungkinkan perpindahan nucleus atau
sitoplasma dari satu ruang ke ruang lain. Sungguhpun setiap ruang suatu hifa
yang bersekat tidak terbatasi oleh suatu membrane sebagaimana halnya pada sel
yang khas.
3.
Septet dengan sel-sel multinukleat. Septum membagi
hifa menjadi sel-sel dengan lebih dari satu nucleus dalam setiap ruang.
Miselium dapat vegetative (somatic)
atau reprodutif. Beberapa hifa dari miselium somatic menembus ke dalam medium
untuk mendapatkan zat makanan. Miselium reproduksi bertanggungjawab untuk
pembentukan spora dan biasanya tumbuh meluar ke udara dari miselium.
C. Cara Hidup Fungi
Semua jenis jamur bersifat
heterotrof. Namun, berbeda dengan organisme lainnya, jamur tidak memangsa dan
mencernakan makanan. Untuk memperoleh makanan, jamur menyerap zat organik dari
lingkungan melalui hifa dan miseliumnya, kemudian menyimpannya dalam bentuk
glikogen. Oleh karena jamur merupakan konsumen maka jamur bergantung pada
substrat yang menyediakan karbohidrat, protein, vitamin, dan senyawa kimia
lainnya. Semua zat itu diperoleh dari lingkungannya. Sebagai makhluk
heterotrof, jamur dapat bersifat parasit obligat, parasit fakultatif, atau
saprofit.
a.
Parasit
obligat
Parasit obligat merupakan sifat jamur yang hanya dapat hidup pada inangnya,
sedangkan di luar inangnya tidak dapat hidup. Misalnya, pneumonia carinii (khamir
yang menginfeksi paru-paru penderita aids).
b. Parasit fakultatif
Parasit fakultatif adalah jamur yang bersifat parasit jika mendapatkan
inang yang, tetapi bersifat saprofit
jika tidak mendapatkan inang yang cocok.
c. Saprofit
Saprofit merupakan jamur pelapuk dan pengubah susunan zat organik yang
mati. Jamur saprofit menyerap makanannya dari organisme yang telah mati seperti
kayu tumbang dan buah jatuh. Sebagian besar jamur saprofit mengeluar-kan enzim
hidrolase pada substrat makanan untuk mendekomposisi molekul kompleks menjadi
molekul sederhana sehingga mudah diserap oleh hifa. Selain itu, hifa dapat juga
langsung menyerap bahanbahan organik dalam bentuk sederhana yang oleh inangnya.
Cara hidup jamur lainnya adalah melakukan simbiosis mutualisme. Jamur yang
hidup bersimbiosis, selain menyerap makanan dari organisme lain juga
menghasilkan zat tertentu yang bermanfaat bagi simbionnya. Simbiosis mutualisme
jamur dengan tanaman dapat dilihat pada Mikoriza, yaitu jamur yang hidup di
akar tanaman kacang-kacangan atau pada liken.
Jamur berhabitat pada bermacammacam lingkungan dan berasosiasi dengan
banyak organisme. Meskipun
kebanyakan hidup di darat, beberapa jamur ada yang hidup di air dan berasosiasi dengan organisme air. Jamur yang hidup
di air biasanya bersifat parasit atau saprofit, dan kebanyakan dari kelas oomycetes.
D.
Reproduksi
Fungi
Secara alamiah jamur berkembang biak
dengan berbagai cara, baik secara aseksual
dengan pembelahan,
penguncupan, atau pembentukan spora, dapat pula secara seksual dengan peleburan
nucleus dari dua sel induknya. Pada pembelahan, suatu sel membagi diri untuk membentuk
dua sel anak yang serupa. Pada penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari tonjolan
kecil pada sel inang. Spora aseksual, yang berfungsi untuk menyebarkan spesies
dibentuk dalam jumlah besar.
Ada banyak
macam spora aseksual, yaitu:
1.
Konidiospora atau konidium.
Konidium yang kecil dan bersel satu disebut
mikrokonidium. Konidium dibentuk di ujung atau di sisi sutu hifa.
2.
Sporangiospora. Spora bersel satu ini terbentuk di
dalam kantung yang disebut sporangium di ujung hifa khusus.
3.
Oidium tau artrospora. Spora bersel satu ini terbentuk
karena terputusnya sel-sel hifa.
4.
Klamidospora. Spora bersel satu yang berdinding tebal
ini sangat resisten terhadap keadaan yang buruk, terbentuk dari sel-sel hifa
somatic.
5.
Blastospora. Tunas atau kuncup pada sel-sel khamir
disebut blastospora.
Reproduksi secara seksual pada jamur
melalui kontak gametangium dan konjugasi.
Kontak
gametangium mengakibatkan terjadinya singami, yaitu persatuan sel dari dua
individu singami terjadi dalam dua tahap, tahap pertama adalah plasmogami
(peleburan sitoplasma) dan tahap kedua adalah kariogami (peleburan inti).
Setelah plasmogami terjadi, inti sel dari masing-masing induk bersatu tetapi
tidak melebur dan membentuk dikarion. Pasangan inti dalam sel dikarion atau
miselium akan membelah dalam waktu beberapa bulan hingga beberapa tahun.
Akhimya inti sel melebur membentuk
sel diploid yang segera melakukan pembelahan meiosis. Ada beberapa tipe spora seksual,
yaitu:
1.
Askospora
Spora bersel satu ini terbentuk didalam pundi atau kantung yang dinamakan
askus. Biasanya
Terdapat
delapan askospora di dalam setiap askus.
2.
Basidiospora
Spora bersel satu ini terbentuk di atas struktur berbentuk gada yang
dinamakan basidium.
3.
Zigospora.
Zigospora adalah spora besar berdindiing tebal yang terbentuk apabila
ujung-ujung dua hifa yang secara seksual serasi, disebut juga gametangia.
4.
Oospora
Oospora terbentuk didalam struktur betina khusus yang disebut ooginium.
Pembuahan telur,
oosfer, oleh
gamet jantan yang terbentuk di dalam anteredium menghasilkan oospora.
Spora aseksual dan seksual dapat
dikitari oleh struktur pelindung yang sangat
terorganisasi yang disebut tubuh buah. Tubuh buah
aseksual diantaranya ialah aservulus dan piknidium. Tubuh buah seksual yang
umum disebut peritesium dan apotesium.
E. Klasfikasi Fungi
Jamur merupakan tumbuhan yang tidak
mempunyai klorofil sehingga bersifat heterotrof, tipe sel: sel eukarotik. Jamur ada yang uniseluler dan
multiseluler. Tubuhnya terdiri dari benang-benang yang disebut hifa, hifa dapat
membentuk anyaman bercabang-cabang yang disebut miselium. Reproduksi jamur, ada
yang dengan cara vegetatif ada pula dengan cara generatif. Fungi dibagi atas 6 divisio
yaitu :
1. Myxomycotina (Jamur lendir)
Myxomycotina merupakan jamur yang paling sederhana.
Mempunyai 2 fase hidup, yaitu:
a.
fase vegetatif (fase lendir) yang dapat bergerak
seperti amuba, disebut plasmodium
b.
fase tubuh buah
Reproduksi : secara vegetatif dengan spora, yaitu spora kembara yang
disebut myxoflagelata. Contoh
spesies : Physarum polycephalum.
2. Oomycotina
Tubuhnya terdiri atas benang/hifa tidak bersekat, bercabang-cabang dan
mengandung banyak inti. Reproduksi:
a.
Vegetatif : yang hidup di air dengan zoospora yang
hidup di darat dengan sporangium dan
konidia.
b.
Generatif : bersatunya gamet jantan dan betina
membentuk oospora yang selanjutnya
tumbuh menjadi individu baru. Contoh spesies:
-
Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan,
serangga darat maupun serangga air
-
Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada
kentang
c.
Oospora yang selanjutnya tumbuh menjadi individu baru.
Contoh spesies:
-
Saprolegnia sp. : hidup saprofit pada bangkai ikan,
serangga darat maupun serangga air
-
Phytophora infestans: penyebab penyakit busuk pada
kentang.
3. Ascomycotina
Anggota kelas ini dicirikan oleh pembentukan askus yang merupakan tempat
dihasilkannya askospora. Beberapa askomiset membentuk tubuh buah yang
melingdungi askus bersama askospors.kebanyakan dari spesies ini hidup saprofit.
Secara aseksual ascomycotina ini memperbanyak diri dengan pembelahan biner
melintang dan bertunas.
Organism ini dapat hidup sebagai saprofit pada selaput-selaput lender pada
kebanyakan orang tanpa menyebabkan penyakit. Namun demikian, apabila inangnya
lemah karena suatu penyakit akan menyababkan infeksi. Contoh spesies:
a.
Sacharomyces cerevisae:sehari-hari dikenal sebagai ragi.
Berguna untuk membuat bir, roti maupun alkohol. Mampu mengubah glukosa menjadi
alkohol dan CO2 dengan proses fermentasi.
b.
Neurospora sitophila: jamur oncom.
c.
Peniciliium nojajum dan penicillium chrysogenum
penghasil antibiotika penisilin.
d.
Penicillium camemberti dan penicillium roqueforti
berguna untuk mengharumkan keju.
e.
Aspergillus oryzae untuk membuat sake dan kecap
f.
Aspergillus wentii untuk membuat kecap
g.
Aspergillus flavus hidup pada biji-bijian, flatoksin
salah satu penyebab kanker hati. menghasilkan racun aflatoksin H. Claviceps
purpurea hidup sebagai parasit padabakal buah gramineae.
4. Basidiomycotina
Basidiomycotina dicirikan oleh adanya basidispora yang terbentuk di luar
pada ujung atau sisi basidium. Basidiomycotina yang banyak dikenal meliputi jamur,
jamur papan pada pepohonan, dan jamur karat serta jamur gosong. Basidiokraf yang
mengandung basidia bersama basidiosporanya. Ciri khasnya alat repoduksi
generatifnya berupa basidium sebagai badan penghasil spora. Kebanyalcan anggota
spesies berukuran makroskopik. Contoh
: jamur oncom sebelum diketahui pembiakan generatifnya dinamakan monilia
sitophila tetapi setelah diketahui pembiakan generatifnya yang berupa askus
namanya diganti menjadi Neurospora sitophila dimasukkan ke dalam ascomycotina.
Banyak penyakit kulit karena jamur (dermatomikosis) disebabkan oleh jamur
dari golongan ini,Misalnya :epidermophyton fluocosum penyebab penyakit kaki
atlit, microsporum sp. Trichophyton sp. Penyebab penyakit kurap.
F. Peranan fungi dalam kehidupan manusia
Jamur sangat berperan dalam
kehidupan manusia. Di dalam ekosistem jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa jenis jamur dapat
dimanfaatkan dalam industry makanan
dan minuman, disamping itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan
manusia.
Berikut ini beberapa jamur yang
menguntungkan dan merugikan dalam kehidupan manusia.
1. Jamur yang
menguntungkan adalah sebagai berikut:
-
Rhizopus oryzae, untuk pembuatan tempe
-
Mucor javanicus, untuk pembuatan tape.
-
Saccharomyces cereviceae, untuk pembuatan roti dan
minuman alcohol.
-
Aspergillus oryzae, untuk pembuatan roti
-
Aspergillus wentii, untuk pembuatan kecap
-
Penicillum notatum dan penicillum chrysogenum,
menghasilkan antibiotic.
2. Jamur yang
merugikan antara lain sebagai berikut:
-
Aspergillus flavus, menghasilkan racun aflatoksin
-
Aspergillus fumigates, penyebab pennyakit paru-paru
pada burung
-
Exobasidium vexans, parasit pada tanaman the.
-
Amanita phalloides, menghasilkan racun balin.
-
Epidermophyton flocosum, penyebab penyakit kaki atlet.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah makalah
ini, maka penulis menyimpulkan bahwa :
1.
Ciri-ciri dari fungi yaitu sel jamur bersifat
eukariotik, jamur bersifat heterotrof, makanan diperoleh dari lingkungannya, memiliki
hifa.
2.
Jamur dikelompokkan menjadi 6 divisio yaitu:
Myxomycotina, oomycotina, ascomycotina, basidiomycotina, dan deutromycotina.
3.
Fungi memperbanyak diri secara vegetative dan secara
generative.
4.
Fungi sangat berperan dalam kehidupan manusia. Di dalam
ekosistem jamur dan bakteri berperan sebagai pengurai (decomposer). Beberapa
jenis jamur dapat dimanfaatkan dalam industry makanan dan minuman, disamping
itu jamur ada juga yang dapat menyebabkan penyakit pada tumbuhan, hewan, dan
manusia.
B. Saran
Beberapa saran penulis berkaitan
dengan makalah ini sebagai berikut:
1.
Diharapkan makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
2.
Diharapkan makalah ini dapat menambah wawasan pembaca
mengenai judul makalah ini.
3.
Diharapakan makalah ini dapat menambah literatur
pustaka.
0 Response to "Makalah Fungi (Jamur)"
Post a Comment