Translate

Makalah Hadist Tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat



Tugas Individu                                                                        Dosen Pembimbing
Studi Hadist                                                                            Munawaroh






Hadist Tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat

















OLEH:

Kelompok 5 :

1.      Khalidah M. Noer Harahap
2.      Rani Rahmawati Harneta
3.      Hidayatur Rahman



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN SYARIF KASIM
RIAU
2015




KATA PENGANTAR


Puji syukur kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Hadist Tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah Studi Haddist dan menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai Hadist Tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat
Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah penulis  buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di masa depan.

Pekanbaru, 15 September 2015


Penulis


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I             : PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang.............................................................................................1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................1
C.     Tujuan..........................................................................................................2
BAB II            : PEMBAHASAN
A.    Macam-macam keseimbangan dalam hidup.............…................................3
B.     Keseimbangan Pendidikan menurut Isi…..................................................10
BAB III          : PENUTUP
A.    Kesimpulan................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................





BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kehidupan dunia bersifat fana dan semu. Kehidupan sebenarnya adalah kehidupan setelah mati. Namun banyak manusia yang lupa atau melupakan diri. Mereka mengabaikan tujuan penciptaan manusia untuk beribadah kepada Alloh SWT.
Di era perkembangan zaman yang semakin maju, terjadi kemerosotan dalam pemeliharaan keimanan. Seperti perekonomian yang berkembang justru memalingkan perhatian manusia untuk lebih mencari harta, bahkan sampai lupa waktu hingga mendewakannya. Di lain sisi terdapat sebagian kaum muslim yang terjebak pada ibadah ritual semata dan cenderung meninggalkan perkara duniawi. Sepanjang hidupnya dihabiskan untuk beribadah dengan cara mengasingkan diri (uzlah) dari masyarakat dan berbagai cara lainnya.
Dunia merupakan ladang akhirat. Siapa yang menanam kebaikan akan memanen kebaikan pula. Namun, Allah juga mengingatkan untuk tidak melalaikan kehidupan duniawi, seperti makan, minum, bekerja, dan memberi nafkah keluarga. Maka dari itu, kami akan membahas hadits-hadits yang berkaitan dengan keseimbangan dunia dan akhirat.

B.       RUMUSAN MASALAH
Dari pemaparan diatas pemakalah menarik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa saja hadist-hadist tentang keseimbangan hidup dunia dan akhirat?
2.      Apa itu macam-macam keseimbangan dalam hidup?
3.      Bagaimana kesimbangan pendidikan menurut  Islam?

C.      Tujuan Penulisan
1.         Mengetahui hadits tentang keseimbangan dunia dan.
2.         Mengetahui macam-macam keseimbangan dunia dan akhirat.
3.         Mengetahui kesimbangan pendidikan menurut islam.









BAB II
PEMBAHASAN

A.      Macam-macam keseimbangan dalam hidup
Allah  telah memberikan predikat kepada umat islam sebagai umat yang pertengahan, yaitu umat yang berada di tangah-tengah antara umat-umat lainnya. Umat yang berada di tengah karena mampu menyeimbangkan dan meratakan amal dalam seluruh aspek kehidupan ini. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا .
Artinya:. dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. “(Al-Baqarah: 143)
 Umat Islam menjadi umat pertengahan dan mampu menjadi saksi bagi umat-umat yang lainnya, karena mempnyai beberapa kelebihan. Diantaranya adalah:
1.         Seimbang antara Ilmu dan Amal
Seoarang muslim dalam hidupnya harus bisa menyeimbangkan antara ilmu dan amal. Tidak boleh hanya menekankan ilmu saja, tanpa diimbangi dengan amal perbuatan yang nyata. Sifat seperti ini adalah sifat yang dimurkai oleh Allah Subhanahu Wata’ala, Sebagaimana dijelaskan dalm firman-Nya, dalam (Surat Shof ayat 2-3).

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?. Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan.
Mengatakan sesuatu yang tidak dikerjakan , artinya seseorang hanya berkutat pada teori belaka dan berjalan di atas konsep yang kosong. Dia menjadikan ajaran islam hanya sebagai Islamologi, ilmupengetahuan  tentang islam yang hanya dibicarakan, didiskusikan dan diseminarkan tanpa ada praktik dalam kehidupan sehari-hari. Lebih Ironis lagi, amalan sehari-harinya justru bertentangan dengan ajaran Islam yang biasa dibicarakan di berbagai tempat.
Ini adalah sifat orang-orang yahudi . mereka dikaruniai oleh Allah ilmu yang sangat banyak, tetapi perbuatan mereka tidak mencerminkan ilmu yang dimiliki, justru digunakan untuk membuat kerusakan di muka bumi dengan menipu dan membodohi orang lain demi kepentingan dunia mereka. Orang-orang yahudi inilah yang dimurkai Allah di banyak tempat dalam Al-Qur’an. Disisi lain, umat islam juga tidk boleh hanya menekankan amal ibadah saja tanpa diimbangi dengan ilmu yang cukup. Sebelum beramal harus diketahui dulu teori dan ilmunya,. Sehingga diharapakan amal yang dilakukan tersebut benar tidak menyeleweng.
Sehingga dia akan berjalan pada jalan yang lurus dan benar yang akan mengantarkannya pada tujuan. Beramal tanpa disertai ilmu yang cukup akan menyebabkan seseorang tersesat dijalan, sehingga tujuannya tidak akan tercapai . Inilah yang dilakukan oleh orang-orang Nashrani yang bersemangat di dalam beribadah, tetapi malas menuntu ilmu sehingga di cap oleh Allah semoga umat yang sesat.
Allah telah menggambarkan ketiga umat ini dengan cirinya masing-masing di dalam surat Al-Fatihah,
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (٦)صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلا الضَّالِّينَ (٧)
Artinya:”6. Tunjukilah Kami jalan yang lurus, 7. (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat”.

Jalan yang lurus adalah jalannya umat islam, yaitu umat yag menggabungkan antar ilmu dan amal secara bersamaan. Sedang jalan orang-orang yang dimurkai oleh Allah adalah jalannya umat Yahudi yang hanya menekankan kilmuan dan kosong dari pengamalan. Sedang jalan-jalan orang-oran yang sesat adalah jalannya umat Nashara yang hanya semangat dalam beribadah, tapi tidak punya bekal ilmu yang cukup.

2.         Seimbang antara rasa takut dan harapan
Seorang muslim di dalm hidupnya tidak boleh selalu di liputi rasa takut terhadap dosa-dosa yang dikerjakannya, sehingga menimbulkan rasa putus asa terhadap rahmat dan ampunan dari Allah. Sebaliknya pula, dia juga tidak boleh berlebihan di dalam menghrap rahmat dan ampunan Allah sehingga meremehkan dosa-dosa yang dikerjakan, bahkan menggap enteng dosa besar dengan dalil bahwa Alla adalah Maha Pengampun.
Muslim yang baik menggabungkan antara kedua hal diatas, Yaitu menggabungakn rasa takut terhadap siksaan karena dosa-dosanya karena waktu yang sama, dia sangat mengharap rahmat dan ampunan dari-Nya. Dua hal ini merupakan dua sayap orang muslimyang baik, sehingga dengan keduanya dia mampu terbang keangkasa dengan bebas dan penuh percaya diri. Jika salah satu dari kedua sayap itu tidak ada, maka secara otomatis dia aka terjatuh dalm jurang kehancuran dunia dan akhirat kelak.
Allah SWT telah menggambarkan dengan indah kedua hal tersebut yang terdapat dalam diri seorang muslim yang baik.
أُولَئِكَ الَّذِينَ يَدْعُونَ يَبْتَغُونَ إِلَى رَبِّهِمُ الْوَسِيلَةَ أَيُّهُمْ أَقْرَبُ وَيَرْجُونَ رَحْمَتَهُ وَيَخَافُونَ عَذَابَهُ إِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُورًا (٥٧)
Artinya: “57. orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka[857] siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti.
                                                                                         
3.      Seimbang di dalam menjalankan ajaran agama. Sehingga tidak bersikap berlebihan (ifraath) dan juga tidak bersikap meremehkan (tafriith)
Seorang muslim tidak boleh berlebih-lebihan dalam menjalankan ajaran Islam, yaitu melampui batas dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Misalnya belebih-lebihan dalam melaksanakan shalat Tahajud sehingga tidak ada waktu tidur sama sekali, yang membuatnya lemah dan kusut pada pagi hari, serta tidak semngat menjalani kehidupan sehari-hari karena belum istirahat semalam penuh. Begitu juga seorang muslim tidak boleh melakukan puasa” ngableng” (puasa setiap hari) tanpa berbuka sedikitpun, atau membujang selamnya, tidak mau menikah dengan seorang perempuan dengan dalih bahwa menikah itu akan melalaikan ibadahnya.
Itu semua adalah bentuk-bentuk berlebih-lebihan di dalam menjalankan ajaran agama yang dilarang di dalam Islam. Islam mengjarkan kepada umatnya untuk selama seimbang di dalam iadah dan muamalhnya. Dalam suatu Hadist yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, ia berkata:

 عن ابي هريرة رضي الله عنه قا ل:قا ل رسول الله صلى الله عليه وسلم: ان الدين يسر ولن يشا دا الدين احد الى غلبه فسددوا وقاربوا وابشروا واستعينو بلغدوة والروحة وشيء من الد لجة

Artinya: Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit diri berlebih-lebihan) didalam mengamalkan agama ini, kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit) maka mereka berlakulah lurus kalian, mendekatlah (kepada yang benar) dan berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan Al-Ghadwah (berangkat di awal pagi) dan ar-ruh (berangkat setelah dzuhur) dan sesuatu dari ad-duljah (berangkat diwaktu malam)”. (HR. Bukhari, No.38)

Allah SWT juga melarang umat-umat terdahulu untuk tidak berlebihan di dalam mengamalkan agama. Sebagaimana larangan Allah dalam (Q.S Al-Maidah:77) yang berbunyi:
قُلْ يَا أَهْلَ الْكِتَابِ لا تَغْلُوا فِي دِينِكُمْ غَيْرَ الْحَقِّ وَلا تَتَّبِعُوا أَهْوَاءَ قَوْمٍ قَدْ ضَلُّوا مِنْ قَبْلُ وَأَضَلُّوا كَثِيرًا وَضَلُّوا عَنْ سَوَاءِ السَّبِيلِ (٧٧)

Artinya:”77. Katakanlah: "Hai ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus".
Disamping larangan berlebih-lebihan di dalam meelaksanakan ajaran agama Islam, seorang Muslim dituntut juga untuk tidak meremehkan dan bermalas-malasan. Jadi harus seimbang dan bersikap wajar.  

4.         keseimbangan antara dunia akhirat
Muslim yang baik dituntut untuk memikirkan dan mempersiapkan diri untuk mencari bekal yang akan dibawa yang akan dibawanya ke alam akhirat kelak, pada saat yang sama dia tidak boleh melupakan keberadaanya di dunia yang di jalani ini, sebagaimana hadist Rasulullah SAW:
Artinya: “Bukankah orang yang paling baik diantara kamu orang yang meninggalkan kepentingan dunia untuk mengejar akhirat atau meninggalkan akhirat untuk mengejar dunia sehingga dapat memadukan keduanya. Sesungguhnya kehidupan dunia mengantarkan kamu menuju kehidupan akhirat. Janganlah kamu menjadi beban orang lain”.(H.R. ‘Asakir dan Anas)

Dari hadist tersebut diljelaskan bahwa ada sebagian orang yang menugutamakan akhirat dari pada kehidupan dunia, oleh karena itu dia akan terus berdzikir dan beribadah kepada Allah dan melalaikan kehidupan dunia. Cara hidup seperti ini bukanlah cara hidup yang baik menurut Rasulullah.
Ada pula orang yang lebih mengutamakan kehidupan didunia dari pada kehidupan akhirat, oleh karena itu dia akan terus bekerja untuk mengejar dunia, sehingga ia lupa akan Allah. Cara hidup seperti ini juga bukanlah cara hidup yang baik menurut Rasulullah. Kehidupan yang baik ialah kehidupan seseorang yang mampu mampu menyeimbangkan kehidupan dunia dan akhiratnya dengan menyadari bahwa hidup didunia akan ada akhirnya, dan bekal bekal hidup di akhirat hanyalah amal shaleh yang kita lakukan selam hidup didunia.  Dan ada Hadist nabi yang juga menganjurkan untuk seimbang antara kehidupan dunia dan akhirat yaitu:
خيركم من لم يترك اخرته لدنياه ولادنياه لاخرته ولم يكن كلا على الناس(رواه الخطيب عن انس)
Artinya: “orang yang paling baik diantarakamu ialah, barang siapa yang tidak meninggalkan akhiratnya karena dunianya, tidak pula meniggalkan dunianya karena akhiratnya dan dia tidak menjadi beban orang banyak”.
Sebagai umat Islam kita dilarang untuk menjadi beban orang lain, maka dari itu kita harus berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dengan kemampuan kita sendiri.
Rasulullah SAW memotivasi kita agar kita menjadi mukmin yang kuat, karena Allah menyukai mukmin yang kuat. Dalam mencapai sesuatu yang bermanfaat kita harus bersenmangat dan juga diiringi dengan memohon pertolongan Allah agar dipermudah jalannya. Sebagaimana Hadis Nabi Muhammad SAW:
عن ابى هريرة رضي الله عنه المؤ من القوي خير واحب الي الله من المؤمن الضعيف وفي كل خير احرص على ما ينفعك واستعين باالله ولما تعجز(رواه مسلم)

Artinya: Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah dari pada mukmin yang lemah, sedangkan pada masing-masing ada kebaikannya. Bersemangatlah lkamu untuk mencapai sesuatu yang beermanfaat bagimu. Mohonlah pertolongan kepada Allah dan janganlah kamu merasa tidak berdaya”.(H.R. Muslim)
Dalam mengerjakan sesuatu kita harus bersungguh-sungguh melakukannya agar hasilnya baik, namun disaat beribadah kepada Allah kita harus dengan dengan setulus hati bribadah kepada-Nya seakan-akan kita tidak akan pernah hidup lagi (mati besok).Sebagiamana hadist Nabi:
اعمل لدنياك كاانك تعيش ابد وعمل لماخرتك كانك تموت غدا(رواه البيهقي)
Artinya:“Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok”.[4]

B.       Keseimbangan Pendidikan menurut Islam
Didalam al-Qur’an telah berkali-kali menjelaskan akan pentingnya pengetahuan. Tanpa pengetahuan niscaya kehidupan  manusia akan menjadi sengsara. Tidak hanya itu, al-Qur’an bahkan memposisikan manusia yang memiliki pengetahuan pada derajat yang tinggi. al-Qur’an surat al-Mujadalah ayat 11 menyebutkan:
 يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
Artinya:.” Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Al-Qur’an juga telah menerangakn manusia agar mencari ilmu pengetahuan, sebagaimana dalam al-Qur’an surat at-Taubah ayat 122 disebutkan:
فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ (١٢٢)
Artinya: “Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.”
Dari sini kita dapat mengetahui pentingnya pengetahuan bagi kelangsungan hidup manusia. Karena dengan pengetahuan manusia akan mengetahui apa yang baik dan yang buruk, yang benar dan yang salah, yang membawa manfaat dan yang membawa madharat.
Dalam sebuah sabda Nabi Muhammad SAW, dijelaskan :
طلب العلم فريضة علئ كل مسلم ومسلمة                                         
Artinya:“Mencari ilmu adalah kewajiban setiap muslim laki-laki dan perempuan”.(H.R. Ibnu Majah)
Hadist tersebut menunjukkan bahwa islam mewajibkan kepada seluruh pemeluknya untuk mendapatkan pengetahuan. Yaitu, kewajiban bagi mereka untuk menuntut ilmu pengetahuan. Islam menekankan akan pentingnya pengetahuan dalam kehidupan manusia akan bejalan mengarungi kehidupan ini bagaikan orang tersesat, yang implikasinya akan membuat manusia semakin terlunta-lunta kelak dihari akhirat.
Orang yang mempunyai ilmu dengan orang yang tidak mempunyai ilmu itu sangatlah beda. Karena orang yang mempunyai ilmu itu meskipun  hidupnya itu dalam keadaan faqir, tentupun orang itu akan tetap terasa nyaman tentram dalam hidupnya, dengan ilmu tadi oang tersebut bisa menerima rizqi dari Allah SWT dengan ikhlas sehingga oaran tersebut akan bersyukur dengan segala apa yang diberiakn oleh Allah.
Dan juga masalah ibadah orang yang mempunyai ilmu tentu ibadahnya akan lebih sempurna daripada orang yang ibadahnya orang yang tidak mempunyai ilmu. Maka dari itu barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagiaan dalam dunia dan akhirat, harus dengan’ ilmu. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW dalam hadistnya
من اراد الد نيا فعليه بلعلم ومن اراد الاخرة فعليه بلعلم ومن  ارادهما فعليه بلعلم        
Artinya: “Barangsiapa menginginkan dunia, maka harus dengan ilmu. Barang siapa menginginkan akhirat, maka harus dengan ilmu. Dan barangsiapa menginginkan keduanya, maka harus dengan ilmu.”
Dari sini manusia seyogyanya selalu berusaha untuk menambah kualitas ilmu pengetauhuan dengan terus berusaha mencari hingga akhir hayat.
Dalam Al-Qur’an surat Thaha 114 disebutkan:
 وَقُلْ رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا (١١٤)
Artinya: "Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."
Pendidikan Islam memiliki karakteristik yang berkenaan dengan cara memperoleh dan mengembangkan pengetahuan serta pengalaman. Anggapan dasarnya ialah setiap manusia dilahirkan dengan membawa fitrah serta dibekali dengan berbagai potensi dan kemampuan yang berbeda dari manusia yang lainnya. Dengan bekal itu kemudian dia belajar mula-mula melalui hal yang dapat di Indera dengan menggunakan panca indranya sebagai jendela pengetahuan. Selanjutnya bertahap dari hal-hal yang dapat di indra kepada yang abstrak, dan dari yang dapat dilihat kepada yang dapat di pahami. Sebagaimana hal in disebutkan dalam teori Empirisme dan Positivisme dalam Filsafat. Dalam firman Allah ( QS. An-Nahl:78).
Sebagaimana telah di paparkan diatas, dalam pengetahuan manusia tidak hanya sebatas apa yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup manusia, namun juga semua pengetahuan yang dapat menyelamatkannya di akhirat kelak.
Manusia tidak dianjurkan oleh Islam untuk hanya mencari pengetahuan yang hanya berorientasi pada urusan akhirat saja. Akan tetapi, manusia diharapakan tidak melupakan pengetahuan tentang urusan akhirat saja. Meskipun kehidupan dunia ini hanyalah sebuah permainan dan senda gurau belaka, atau hanyalah sandiwara rekayasa yang diciptakan oleh Tuhan semesta alam. Namun, pada dasarnya manusia diharapkan mampu menjaga keseimbangan dirinya dalam menjalani relita kehidupan in, termasuk dalam mencari pengetahuan.
Islam menghendaki pengetahuan yang benar-benar dapat membantu kemakmuran dan kesejahteraan hidup manusia. Yaitu pengetahuan terkait urusan Duniawi danUkhrowi, yang dapat menjamin kesejahteraan dalam hidup manusia di dunia dan di akhirat.














BAB III
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari pembahasan diatas pemakalah menyimpulkan:
1.    Macam-macam keseimbangan dalam hidup ada 4 yaitu:
-          Kesimbangan antara Ilmu dan Amal
Mengatakan sesuatu yang tidak dikerjakan,artinya seseorang hanya berlandaskan teori belaka diibartakan sesorang itu berjalan diatas konsep yang kosong.
-          Keseimbangan antara rasa takut dan harapan
Muslim yang baik mampu baik itu mampu menggabungkan antar kedua hal tersebut yaitu menggabungkan antara rasa takut terhadap siksaan Allah karena dosa-dosanya dan dalam waktu yang sama dia sangat berharapap Rahmat dan Ampunan-Nya.
-          Keseimbangan di dalam menjalankan ajaran agama, sehingga tidak berlebihan(ifrath) dan juga tidak brsikap meremehkan(taftith)
Muslim yang baik adalah yang tidak berlebih-lebihan dalam menjalankan agama, yaitu melampui batas dari apa yang telah ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya.
-          Keseimbangan antara dunia dan akhirat
Dalam menyeimbangkan antara dunia akhirat adalah dalam mengerjakan sesuatu kita harus bersungguh-sungguh melakukannya agar hasilnya baik, namun disaat beribadah kepada Allah kita harus dengan dengan setulus hati bribadah kepada-Nya seakan-akan kita tidak akan pernah hidup lagi (mati besok).

2.    Keseimbangan dalam prespektif Islam adalah
Dimana dalam proses pendidikan itu bisa seimbang antara Ilmu Umum dan Ilmu agama, karena Ilmu Umum tidak akan bisa berjalan tanpa adanya Ilmu agama.

Demikainlah makalah yang dapat kami sampaikan, semoga dapat member manfaat, dan wawasan bagi kita semua, bagi para pembaca umumnya dan pemakalah khususnya. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif sangat kami harapakan demi kesempurnaan makalh ini selanjutnya













DAFTAR PUSTAKA
http://www.minbarindo.com/Sosial_Kemasyarakatan/Keseimbangan_Dalam_Hidup_Muslim.aspx
http://hasanrizal.wordpress.com/2009/10/21/tafsir-tarbawi-pendidikan-dalam-prespektif-al-qur’an%E2%80%99an





 

0 Response to "Makalah Hadist Tentang Keseimbangan Hidup di Dunia dan Akhirat"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel