makalah FUNGI
foto: google
TUGAS
MANDIRI DOSEN
PENGAMPU:
MIKROBIOLOGI EVI
IRAWATI, S. Pt, M.P
Makalah
FUNGI
Oleh :
KHALIDAH M. NOER
HARAHAP
NIM. 11581202662
PROGRAM
STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS
PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur
kehadirat Allah Swt karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Fungi” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya..
Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah
Mikrobiologi dan menambah wawasan serta
pengetahuan kita. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat
tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga
makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata
yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan
di masa depan.
Pekanbaru, 13 Maret 2016
Penulis
Khalidah M. Noer Harahap
NIM. 11581202662
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang.............................................................................................1
B.
Rumusan Masalah........................................................................................1
C.
Tujuan Penulisan..........................................................................................2
D.
Kegunaan Penulisan ....................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Ciri
Tubuh....................................................................................................3
1.
Ciri-ciri
Jamur berdasarkan Ukuran......................................................3
2.
Ciri-ciri
Jamur berdasarkan Bentuk Tubuh...........................................3
3.
Ciri
jamur berdasarkan Struktur dan Fungsi Tubuh..............................4
B.
Cara
Hidup Jamur.........................................................................................4
1.
Jamur
Saprofit.......................................................................................5
2.
Jamur
Parasit.........................................................................................5
3.
Jamur
Mutual.........................................................................................5
C.
Habitat
Jamur..........................................................................................................5
D.
Reproduksi
Jamur...........................................................................................6
E.
Klasifikasi
Jamur..........................................................................................7
1.
Zygomicota............................................................................................7
a.
Struktur
Tubuh Zygomicota...........................................................7
b.
Habitat
Zygomicota........................................................................7
c.
Reproduksi
Zygomicota.................................................................8
d.
Peran
Zygomicota..........................................................................9
2.
Ascomycota...........................................................................................9
a.
Struktur
Tubuh Ascomycota..........................................................9
b.
Habitat
Ascomycota.....................................................................10
c.
Reproduksi
Ascomycota..............................................................10
d.
Peran
Ascomycota........................................................................12
3.
Basidiomycota.....................................................................................13
a.
Struktur
Tubuh Basidiomycota....................................................13
b.
Habitat
Basidiomycota.................................................................14
c.
Reproduksi
Basidiomycota..........................................................14
d.
Peran
Basidiomycota....................................................................15
4.
Deuteromyces......................................................................................16
BAB III : PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................17
B. Saran...........................................................................................................17
DAFTAR
PUSTAKA...............................................................................................
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Saat musim hujan atau di halaman dan
tempat-tempat lain yang lembab dan teduh, kita mungkin dapat menemukan suatu
organisme seperti tumbuhan kecil berbentuk payung berwarna putih. Organisme itu
adalah jamur atau cendawan. Jamur di alam sangat beragam dalam bentuk maupun
warnanya. Ilmuan mikologi (Yunani, mykes
= jamur) memperkirakan jenis jamur yang sudah teridentifikasi mencapai sekitar
100.000 spesies.
Dalam sistem klasifikasi dua kingdom,
jamur dikelompokkan sebagai tumbuhan. Namun dalam sistem klasifikasi lima
kingdom oleh Whittaker, jamur diklasifikasikan dalam kingdom tersendiri, yaitu
kingdom Fungi.
Dalam makalah yang berjudul Fungi ini
akan dibahas mengenai ciri Fungi/jamur yang meliputi ciri tubuh, cara hidup,
habitat, reproduksi, klasifikasi, dan peran fungi bagi kehidupan saat ini.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan judul makalah maka rumusan
permasalahannya adalah sebagai berikut:
1. Apa
yang dimaksud dengan fungi Atau jamur?
2. Bagaimana
Ciri-ciri jamur, cara hidup jamur, habitat jamur, Reproduksi jamur serta Klasifikasi
yang mengelompokkan jamur?
C.
Tujuan
Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui dan memahami pengertian dari fungi atau jamur.
2. Untuk
mengetahui ciri-ciri jamur, cara hidup jamur, habitat jamur, reproduksi jamur
serta klasifikasi yang mengelompokkan jamur.
D.
Kegunaan
Penulisan
Adapaun kegunaan Penulisan makalah ini adalah adalah
antara lain:
1.
Untuk menambah
wawasan dan pengertian kita mengenai jamur atau Fungi.
2.
Untuk
melengkapi tugas penulis di mata kuliah Mikrobiologi pada semester 2 jurusan
peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Riau.
BAB
II
PEMBAHASAN
Anggota kingdom fungi memiliki ciri
khusus, yaitu eukariotik yang memiliki dinding sel, namun tidak memiliki
klorofil. Karena tidak memiliki klorofil, jamur tidak dapat membuat makanannya
sendiri yang berupa bahan organik. Bahan organik diperoleh dari lingkungannya,
baik dari makhluk hidup lain atau sisa makhluk hidup. Pada uraian berikut akan
dibahas mengenai jamur.
A.
Ciri
Tubuh
Ciri tubuh jamur meliputi ukuran dan bentuk, serta
struktur dan fungsi tubuh.
1.
Ciri-ciri
Jamur berdasarkan Ukuran
Jamur ada yang uniseluler dan ada
yang multiseluler. Namun sebagian besar jamur
multiseluler. Jamur yang uniseluler berukuran mikroskopik, contohnya khamir (Saccharomyces). Jamur multiseluler ada
yang berukuran mikroskopik dan ada yang berukuran makroskopik.
2.
Ciri-ciri
Jamur berdasarkan Bentuk Tubuh
Bentuk tubuh jamur bervariasi, dari
yang berbentuk oval pada jamur uniseluler sampai yang berbentuk benang atau
membentuk tubuh buah pada jamur multiseluler.
Jamur
yang berupa benang membentuk lapisan seperti kapas, bercak, atau embun tepung (mildew) pada permukaan subtrat tempat
hidupnya, misalnya pada buah dan makanan.
Tubuh
jamur memiliki bentuk yang beragam antara lain seperti mangkuk, payung,
setengah lingkaran, kuping, atau bulat. Tubuh jamur ada yang muncul di atas
tanah dan ada yang berada di dalam tanah. Tubuh jamur tersebut berukuran
makroskopik.
3.
Ciri
jamur berdasarkan Struktur dan Fungsi Tubuh
Jamur adalah organisme eukariot
dengan dinding sel yang tersusun dari kitin. Jamur tidak memiliki klorofil
untuk melakukan fotosintesis. Beberapa jenis jamur memiliki zat warna.
Contohnya Amanita muscaria memiliki tubuh berwarna merah. Jamur multiseluler
memiliki sel-sel memanjang berupa benang-benang yang disebut dengan hifa
(jamak: hifae).
Hifa pada jenis jamur tertentu
memiliki sekat antara sel yang disebut septum (jamak: septa). Septa memiliki
celah sehingga sitoplasma antara sel satu dengan sel yang lainnya dapat
berhubungan.
Jenis jamur yang lain hifanya tidak
memiliki septa sehingga tubuh jamur tersebut merupakan hifa panjang dengan
banyak inti. Hifa tanpa septa disebut hifa senositik. Adanya septa merupakan
salah satu dasar klasifikasi jamur.
Hifa jamur bercabang-cabang dan
berjalinan membentuk miselium (jamak: miselia). Sebagian miselium ada yang
berfungsi untuk menyerap makanan. Miselium untuk menyerap makanan disebut
miselium vegetatif. Miselium vegetatif pada jamur tertentu memiliki struktur
hifa yang disebut houstorium (jamak: houstoria). Houstotium dapat menembus sel
inangnya. Bagian miselium juga ada yang berdiferensiasi membentuk alat reproduksi.
Alat reproduksi ini berfungsi untuk menghasilkan spora. Bagian miselium ini
disebut miselium generatif.
B.
Cara
Hidup Jamur
Jamur hidup menyerap zat organik
dari lingkungannya. Sebelum diserap, zat organik kompleks akan terurai menjadi
zat organik sederhana oleh enzim yang dikeluarkan jamur. Penguraian atau
pencernaan zat organik di luar sel atau tubuh jamur ini disebut sebagai
pencernaan ekstraseluler. Bahan organik yang diserap selain digunakan langsung
untuk kelangsungan hidupnya, juga ada yang disimoan dalam bentuk glikogen.
Jamur bersifat heterotrof atau
memeperoleh zat organik dari hasil sintesis organnisme lain. Zat organik dapat
berasal dari sisa-sisa organisme yang mati dan bahan tak hidup atau dari
organisme hidup. Berdasarkan cara memperoleh makanannya jamur dapat
dikelompokkan atas :
1.
Jamur
Saprofit
Jamur yang bersifat saprofit
memperoleh zak organik dari sisa-sisa organisme mati dan bahan tak hidup.
Misalnya serasah (ranting-ranting dan daun yang telah gugur dan melapuk), daun,
pakaian, dan kertas. Jamur dengan sifat ini di alam berperan sebagai pengurai
(dekomposer) utama. Penguraian oleh jamur menyebabkan pelapukan dan pembusukan.
2.
Jamur
Parasit
Jamur yang bersifat parasit
memperoleh zat organik dari organisme hidup lain. Jamur dengan sifat ini
merugikan organisme inangnya karena dapat menyebabkan penyakit.
3.
Jamur
Mutual
Jamur dengan sifat mutual hidup
saling menguntungkan dengan organisme inangnya. Contohnya, jamur yang
bersimbiosis dengan ganggang hijau biru atau ganggang hijau membentuk lumut
kerak (lichen). Jamur membantu
ganggang menyerap air dan mineral, sedangkan
ganggang akan menyediakan bahan organik hasil fotosintesisnya bagi
jamur. Contoh lain adalah jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman tingkat
tinggi membentuk mikoriza. Jamur akan meningkatkan penyerapan air dan mineral
dari tanah oleh akar tumbuhan.
C.
Habitat
Jamur
Jamur hidup pada lingkungan yang
beragam. Habitat jamur berada di darat (terestrial) dan di tempat-tempat yang
lembab. Meskipun demikian, banyak pula jenis jamur yang hidup pada organisme atau
sisa-sisa organisme di laut atau air tawar. Jamur dapat hidup di lingkungan
asam, misalnya pada buah yang asam. Jamur juga dapat hidup pada lingkungan
dengan konsentrasi gula yang tinggi, misalnya pada selai. Jamur yang hidup
bersimbiosis dengan ganggang membentuk lumut kerak dapat hidup di habitat yang
ekstrim, misalnya gurun, gunung salju, dan kutub. Jenis jamur lainnya hidup
pada tubuh organisme lain secara parasit maupun simbiosis.
D.
Reproduksi
Jamur
Jamur melakukan reproduksi secara
aseksual maupun secara seksual. Reprosuksi secara aseksual terjadi dengan
pembentukan kuncup atau tunas pada jamur uniseluler, serta pemutusan benang
hifa (fragmentasi miselium) dan pembentukan spora aseksual (spora vegetatif)
pada jamur multiseluler. Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau
konidiospora (spora konidia/konidia). Sporangiospora dihasilkan dari pembelahan
mitosis sel dalam kotak spora (sporangium) yang terdapat pada ujung
sporangiofor (struktur yang mendukung sporangium).
Sedangkan konidiospora dihasilkan
dari pembelahan sel pada ujung konidiofor (pendukung konidia). Sporangiospora
dan konidiospora bersifat haploid (n).
Reproduksi jamur secara seksual
dilakuan oleh spora seksual. Spora seksual dihasilkan secara singami (penyatuan
sel atau hifa yang berbeda jenis). Singami terdiri dari dua tahap, yaitu tahap
plasmogami (penyatuan plasma sel) dan tahap kariogami (penyatuan inti sel).
Plasmogami menghasilkan sel atau hifa berinti dua (dikarion) yang haploid. Sel
atau hifa dikarion yang haploid (n) kemudian mengalami penyatuan inti membentuk
keturunan berinti satu (monokarion) yang diploid (2n). Keturunan diploid dengan
cepat kemudian membelah secara meosis membentuk spora seksual yang haploid (n).
Spora seksual dapat berupa zigospora, askospora, atau basidiospora.
E.
Klasifikasi
Jamur
Jamur yang sudah teridentifikasi
mencapai lebih dari 100.000 jenis. Ahli mikologi diperkirakan dapat mengidentifikasi sekitar
1.000 jenis jamur lainnya setiap tahun. Jenis jamur yang beraneka ragam
dikelompokkan dalam kelompok dalam satu kelompok besar, yaitu kingdom fungi.
Dalam kingdom fungi, jamur dikelompokkan lagi berdasarkan cara reproduksi
seksualnya menjadi divisi Zygomycota, Ascomycota, dan Basidiomycota. Ketiganya
memiliki spora yang/tidak berflagellum dikelompokkan dalam kelompok protista.
Berbagai jenis jamur yang belum diketahui cara reproduksi seksualnya
dikelompokkan dalam deuteromycetes atau jamur tak lengkap.
1.
Zygomicota
Jamur yang terdapat pada Roti yang
berjamur merupakan salah satu dari jenis jamur dari zygomycota.
a.
Struktur
Tubuh Zygomicota
Tubuh zygomycota terdiri dari hifa
yang tak bersekat. Bagian tertentu dari hifa berdiferensiasi membentuk
sporangium yang didukung sporangiofor. Sporangium adalah struktur penghasil
spora vegetatif. Alat reproduksi seksual adlah zigosporangium (jamak: zigosporangia)
yang berdinding tebal dan berwarna kehitaman. Nama zygomycota menunjukkan alat reproduksi seksualnya tersebut.
Zygomycota tidak memiliki tubuh buah.
b.
Habitat
Zygomicota
Zygomicota sebagian besar merupakan
jamur terestrial yang hidup sebagai saprofit di tanah, makanan, atau pada
sissa-sisa tumbuhan dan hewan. Jamur zygomicota ada yang hidup sebagai parasit
pada manusia dan tumbuhan sehingga menyebabkan penyakit. Jenis jamur zygomicota
lainnya hidup bersimbiosis saling menguntungkan dengan organisme lain. Misalnya
dengan ganggang hijau biru atau ganggang hijau membentuk lumut kerak (lichen), dan dengan akar tumbuhan tinggi
sebagai mioriza.
c.
Reproduksi
Zygomicota
Zygomicota melakukan reproduksi secara
aseksual dan seksual. Reproduksi secara aseksual terjadi dengan fragmentasi
miselium atau spora aseksual (spora vegetatif) yang dihasilkan oleh sporangium.
Sedangkan reproduksi seksual dengan perkawinan antara hifa yang berbeda jenis,
disebut hifa (+) dan hifa (-), menghasilkan zingospora. Zingospora merupakan
spora seksual (spora generatif), yaitu spora yang dihasilkan oleh reproduksi
seksual. Tahap-tahap reproduksi pada zygomicota adalah sebagai berikut :
1.
Hifa dari jenis yang berbeda (+ dan -)
saling berdekatan.
2.
Hifa (+) dan hifa (-) tersebut membentuk
cabang hifa yang disebut gametangium (jamak: gametangia). Kedua gametangia
mengandung banyak inti haploid (n)
3.
Dinding kedua gametangium kemudia pecah
sehingga terjadi penyatuan plasma sel (plasmogami). Inti haploid membentuk
zigospora. Zigospora yang terbentuk memiliki inti-inti yang diploid (2n).
Inti-inti diploid membelah secara meiosis menghasilkan inti-inti haploid (n).
Selanjutnya zigospora mengalami dormansi (fase istirahat). Zigospora mengalami
penebalan dinding sel sehingga dapat bertahan pada kondisi kering selama
berbulan-bulan.
4.
Jika kondisi lingkungan menguntungkan,
zigospora akan tumbuh dan membentuk sporangium. Inti-inti haploid di dalam
sporangium membelah secara mitosis membentuk inti-inti spora.
5.
Jika sporangium masak, dindingnya akan
robek sehingga spora tersebar.
6.
Spora yang jatuh di tempat yang sesuai
berkembang menjadi hifa. Hifa berkembang menjadi jamur baru.
d.
Peran
Zygomicota
Jamur kelompok zygomicota yang
sudah teridentifikasi diperkirakan 600 spesies. Beberapa jenis digunakan dalam
proses pembuatan makanan. Misalnya Rhizopus
oryzae untuk pembuatan tempe dan Mucor
javanicus untuk pembuatan tape. Jenis lainnya misalnya Rhizopus stolonifer, Rhizopus
nigricans, Mucos mucedo, dan Pilobolus merupakan pengurai saproba
sisa organisme atau bahan yang terbuat dari produk organisme seperti makanan.
Rhizopus
stolonifer tumbuh pada roti basi. Hifanya yang disebut juga
stolon tumbuh di permukaan roti dengan cepat. Sebagian hifa ada yang membentuk
struktur seperti akar yang disebut rizoid. Rizoid berfungsi untuk melekat apada
substrat dan juga menyerap makanan. Roti yang ditumbuhi jamur tersebut tampak
berwarna hitam. Sedangkan Rhizopus nigricans
tumbuh pada tomat dan Mucor mucedo
serta Pilobolus menguraikan kotoran
hewan.
Beberapa jenis dari kelompok
zygomycota yang hidup di tanah mangadakan simbiosis saling menguntungkan dengan
akar tumbuhan tingkat tinggi membentuk Mikoriza. Jamur memperoleh bahan organik
dari tumbuhan tingkat tinggi tersebut, sedangkan tanaman akan dibantu dalam
meningkatkan penyerapan air dan mineral dari tanah.
2.
Ascomycota
Oncom dan roti merupakan makanan
yang diproses dengan jenis jamur dari kelompok ascomycota.
a.
Struktur
Tubuh Ascomycota
Ascomycota sebagian besar multiseluler.
Ascomycota yang uniseluler misalnya Saccharomyces
cereviceae (khamir). Ascomycota yang multiseluler memiliki hifa bersekat.
Ascomycota ada yang tifak membentuk tubuh buah, contohnya Neurospora crassa.
Beberapa jenis lainnya membentuk tubuh buah, contohnya Xylaria comosa, Nectria
cinnabarina, Tuber menanosporum dan morchella esculenta. Bentuk tubuh buah
ascomycota beragam, antara lain seperti mangkuk, bulat, dan bulat panjang. Alat
reproduksi aseksualnya adalah hifa yang berdiferensiasi menjadi konidiofor.
Pada ujung konidiofor terbentuk konidiospora atau konidia (tunggal: konidium).
Konidiospora tersusun dalam bentuk rantai seperti kuas atau bergerombol bulat.
Alat reproduksi seksualnya adalah
askus (jamak: aski). Askus meruoakan struktur seperti kantung. Pada ascomycota
yang memiliki tubuh buah, askus terdapat pada buah yang disebut askokarp. Pada
askokarp terdapat banyak askus. Setiap askus akan menghasilkan askospora.
b.
Habitat
Ascomycota
Ascomycota umumnya hidup saprofit
pada tanah dan sisa-sisa organisme. Sebagian ascomycota lainnya merupakan
parasit pada tumbuhan dan hewan. Jamur ascomycota ada yang hidup di laut dan
merupakan salah satu saproba utama. Khamir hidup di lingkungan yang mengandung
gula, misalnya pada bunga dan buah. Jenis ascomycota yang hidup di tanah
misalnya jamur Tuber Melanosporum dan
morel (Morchella esculenta)membentuk
mikoriza yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan tinggi. Diperkirakan separuh
dari 60.000 spesies ascomycota yang teridentifikasi hidup bersimbiosis dengan
ganggang membentuk lumut kerak (lichen).
c.
Reproduksi
Ascomycota
Ascomycota melakukan reproduksi
secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada ascomycota uniseluler
dilakukan dengan membentuk kuncup atau tunas. Kuncup terbentuk pada sel induk
yang kemudian lepas. Kadang-kadang kuncup tetap melekat pada induk selnya membentuk
rantai sel yang disebut dengan hifa semu (pseudohifa).
Reproduksi seksual terjadi dengan
menyatukan dua sel haploid (n) berbeda jenis yang berfungsi sebagai gamet (sel
kelamin). Penyatuan tersebut menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot
kemudian membesar menjadi askus. Di dalam askus terjadi pembelahan meiosis
sehingga terbentuk empat askospora haploid (n). Askospora merupakan spora
aseksual (spora vegetatif).
Pada ascomycota multiseluler,
reproduksi aseksual dilakukan dengan fermentasi miselium dan pembentukan
konidia (konidiospora/spora konidia). Konidia adalah sopra aseksual yang
terbentuk pada ujung konidiofor. Reproduksi seksual dilakukan dengan perkawinan
antara hifa haploid (n) berbeda jenis yang kemudian membentuk askus. Askus
adalah sttruktur seperti kantung yang mengandung spora (askospora). Karena
askospora dihasilkan dari reproduksi seksual maka disebut juga spora seksual
atau spora generatif. Tahap reproduksi seksual ascomycota multiseluler
berlangsung sebagai berikut :
1. Hifa
yang berbeda jenis berdekatan.
2. Salah
satu hifa yang dianggap hifa “betina” membentuk askogonium dan hifa jenis
lainnya yang di anggap hifa “jantan” membentuk anteridium. Askogonium dan
anteridium masing-masing memiliki sejumlah inti haploid (n).
3. Dari
askogonium tumbuh trikogin, yaitu struktur penghubung askogonium dengan
anteridium.
4. Melalui
trikogin terjadi perpindahan plasma dan inti anteridium ke askogonium sehingga
pasa askogonium terjadi penyatuan plasma (plasmogami) dan terbentuk dua inti
haploid (n). Yang berpasangan (dikariotik).
5. Ascomycota
tumbuh menjadi sejumlah hifa askogonium yang dikarion. Pertumbuhan terjadi
karena pembelahan mitosis. Inti-inti membelah secara mitosis tetapi tetap
berpasangan.
6. Pada
ascomycota yang memiliki badan buah, kumpulan hifa askogonium yang dikariotik
ini membentuk jalinan kompak yang disebut badan buah berupa askokarp.
Ujung-ujung hifa pada askokarp membentuk askus dengan dua inti haploid
dikariotik.
7. Dalam
askus kemudian terjadi kariogami menghasilkan inti diploid (2n). Fase diploid ini
singkat karena kemudia inti tersebut membelah secara meiosis menghasilkan empat
inti haploid (n). Setiap inti haploid membelah lagi secara mitosis sehingga
setiap askus mengandung delapan inti haploid (n)
8. Dinding
sel kemudian terbentuk di sekitar delapan inti dan membentuk askospora.
9. Askospora
yang telah masak akan tersebar dari askus yang pecah.
10. Askospora
yang jatuh di tempat yang sesuai akan berkecambah menghasilkan hifa haploid
yang baru.
d.
Peran
Ascomycota
Ascomycota adalah kelompok jamur
yang paling beragam, ascomycota yang sudah teridentifikasi diperkirakan
berjumlah lebih dari 60.000 spesies. Contoh jamur ascomycota yang berperan
menguntungkan bagi manusia adalah sebagai berikut :
1. Saccharomyces cereviceae,
untuk pembuatan roti dan minuman beralkohol. Dalam proses fermentasinya, Saccharomyces cereviceae mengubah gula
menjadi alkohol dan karbon dioksida. Karbon dioksida inilah yang menyebabkan
adonan kue mengembang.
2. Saccharomyces ellipsoideus,
untuk pembuatan wine dari buah anggur.
3. Saccharomyces tuac,
untuk pembuatan tuak dari air nira (legen).
4. Neurospora
crassa, untuk pembuatan oncom.
5. Morchella
esculenta dan Sarcoscypha coccinea, yang tubuh buahnya dapat dimakan.
Contoh
jamur ascomycota yang merugikan karena bersifat parasit adalah sebagai berikut:
1. Venturia
ineaqualis, yaitu jamur jenis ascomycota yang menyebabkan penyakit dan merusak
buah apel.
2. Claviceps
purpurea, yaitu penyebab penyakit ergot pada tanaman gandum. Tanaman gandum
yang berpenyakit ergot jika dimakan oleh hewan ternak atau manusia akan
menyebabkan penyakit yang disebut ergotisma. Gejala ergotisma adalah kejang
otot dan kelumpuhan.
3.
Basidiomycota
Jenis
jamur basidiomycota adalah jenis jamur yang sering dijasikan sebagai bahan
makanan seperti jamur yang digunakan dalam campuran bakmi, pizza, atau sebagai
pelengkap sayur sup. Jamur tersebut adalah jamur merang jenis basidiomycota.
a.
Struktur
Tubuh Basidiomycota
Basidiomycota
adalah jamur multiseluler yang hifanya bersekat. Hifa vegetatif basidiomycota
terdapat dalam substratnya (tempat hidupnya), misalnya pada kulit kayu, tanah,
atau serasah daun. Jalinan hifa generatif jamur ini ada yang membentuk tubuh
buah dan ada yang tifak membentuk tubuh buah. Tubuh buah pada basidiomycota
disebut basidiokarp.
Basidiomycota
berukuran mikroskopik sehingga dapat dilihat dengan mata telanjang. Bentuk
basidiokarp bermacam-macam, misalnya seperti payuung, kuping, atau setengah lingkaran.
Basidiokarp ada yang memiliki batang dan ada yang tidak. Pada bagian bawah
tudung basidiokarp terdapat lembaran-lembaran (bilah). Pada lembaran ini
terbentuk banyak basidium yang akan menghasilkan spora basidium (basidiospora).
Basidiospora merupakan spora generatif.
b.
Habitat
Basidiomycota
Jamur
basidiomycota umumnya hidup sebagai saprofit pada sisa-sisa makhluk hidup,
misalnya serasah daun di tanah, merang padi, atau batang pohon yang mati. Jamur
yang parasit hidup pada organisme inangnya, misalnya tumbuhan dan manusia.
Jenis lainnya ada yang bersimbiosis dengan akar tumbuhan yang membentuk
mikoriza.
c.
Reproduksi
Basidiomycota
Reproduksi
basidiomycota terjadi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi aseksualnya
adalah dengan membentuk spora konidia. Seperti Zygomycota dan Ascomycota,
reproduksi seksual basidiomycota terjadi melalui perkawinan antara hifa yang
berbeda jenis menghasilkan spora seksual (spora generatif), yaitu sopra
basidium (basidiospora). Tahap reproduksi seksual sehingga terbentuk spora
basidium adalah sebagai berikut :
1. Hifa
(+) dan hifa (-) yang berinti haploid (n) berkecambah dari basidiospora. Kedua
hifa ini saling bersinggungan.
2. Plasmogami
terjadi antara hifa (+) dan (-) sehingga inti salah satu hifa pindah ke hifa
yang lainnya membentuk hifa dengan dua inti haploid (n) yang berpasangan
(dikariotik)
3. Hifa
haploid dikariotik akan tumbuh menjadi miselium haploid yang dikariotik.
4. Miselium
dikariotik tumbuh dan membentuk badan buah yang disebut basidiokarp.
5. Pada
ujung-ujung hifa basidiokarp terjadi kariogami sehingga membentuk basidium yang
berinti diploid (2n).
6. Inti
diploid dalam basidium akan membelah secara meiosis menjadi empat inti yang
haploid (n).
7. Basidium
membentuk empat tonjolan yang disebut sterigma pada uujungnya.
8. Satu
inti haploid pada basidium kemudian masuk ke dalam salah satu sterigma dan
berkembang menjadi basidiospora.
9. Jika
basidiospora terlepas dari basidium dan jatuh pada tempat yang sesuai, akan
tumbuh menjadi hifa yang haploid.
d.
Peran
Basidiomycota
Jamur
basidiomycota adalah kelompok jamur dengan jumlah sekitar 25.000 spesies yang
sudah diidentifikasi. Beberapa jenis jamur basidiomycota yang menguntungkan
adalah sebagai berikut :
1. Sebagai
bahan makanan, seperti jamur kuping (Auricularia
polytricha), jamur merang (Volvariella
volvacea), dan jamur shitake (Lentinulla
adodes) dapat dimakan tubuh buahnya.
2. Jamur
kayu (Ganoderma) sebagai obat atau
makanan suplemen.
Sebaliknya, jamur basidiomycota yang
merugikan adalah sebagai berikut :
1. Jamur
karat (Puccinia graminis) merupakan
parasit pada daun tanaman pertanian dari famili Gramineae, misalnya jagung dan gandum.
2. Puccinia arachidis,
merupakan jamur jenis basidiomycota parasit yang menyerang tanaman kacang
tanah.
3. Ustilago maydis,
merupakan jamur dari jenis basidiomycota parasit yang menyerang jagung.
4. Amanita ocreata
dan Amanita phalloides, yaitu jamur
parasit yang beracun dan mematikan jika dimakan.
5. Amanita muscaria,
yaitu jamur yang dapat menyebabkan halusinasi jika dimakan. Jamur ini memiliki
tubuh buah yang sulit dibedakan antara yang beracun dan tidak beracun sehingga
lebih baik untuk tidak memakan jamur yang belum diketahui dapat dimakan atau
tidak.
4.
Deuteromyces
Deuteromyces bukan kelompom jamur
yang sebenarnya dalam klasifikasi jamur. Setiap jenis jamur yang sudah
diidentifikasi tetapi belum diketahui reproduksi seksualny dikelompokkan dalam
deuteromyces atau disebut juga jamur tidak sempurna.
Jika cara reproduksi suatu jenis
jamur deuteromyces diketahui, jamur tersebut dikelompokkan ulang menjadi
anggota salah satu divisi jamur Zygomycota, Ascomycota, atau Basidiomycota
sesuai dengan cara reproduksinya. Perubahan pengelompokkan jamur tersebut akan
mengubah nama spesiesnya. Contohnya, jamur oncom sebelumnya dikelompokkan dalam
deuteromyces. Nama Monilia sitophila
diubah menjadi Neurospora crassa
dalam kelompok ascomycota. Perubahan ini dilakukan setelah ditemukan bahwa
jamur oncom tersebut melakukan reproduksi seksual dengan menghasilkan
askospora. Beberapa jamur deuteromyces lainnya yang diklasifikasi ulang menjadi
ascomycota antara lain jamur dari genus Aspergillus,
Candida, dan Penicillum. Oleh
ahli mikologi, nama genus Aspergillus
diubah menjadi Eurotium, Candida menjadi Pichia, dan Penicillum
menjadi Talaromyces.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Jamur termasuk ke dalam kingdom
fungi yang merupakan organisme eukariot berdinding sel tetapi tidak memiliki
klorofil.
Jamur sebagian besar multiseluler
yang berukuran mikroskopik ataupun makroskopik berbentuk oval pada yang
uniseluler dan berbentuk filamen atau membentuk badan buah pada yang
multiseluler dengan dinding sel yang ttersusun dari kitin.
Jamur memperoleh nutrisi berupa zar
organik secara heterotrof dengan menyerap sisa-sisa organisme (pada jamur yang
bersifat saprofit) atau dari organisme lain (pada jamur yang bersifat parasit
dan mutual)
Jamur hidup diberbagai tempat,
terutama di darat pada lingkungan yang lembab.
Jamur bereproduksi secara seksual
dan aseksual. Secara asekdual dengana pembentukan kuncup pada jamur uniseluler,
serta fragmentasi miselium dan pembentukan spora aseksual pada jamur
multiseluler. Reproduksi seksual jamur aalah dengan pembentukan spora seksual.
Jamur diklasifikasikan berdasarkan
cara reproduksi seksualnya menjadi empat divisi yaitu zygomycota, ascomycota,
basidiomycota, dan deuteromycetes.
B.
Saran
Akhirnya terselesaikanlah makalah ini. Penulis
menyadari dalam penyusunan makalah ini yang membahas tentang Fungi masih jauh
dari kesempurnaan baik dari tata cara penulisan dan bahasa yang dipergunakan.
Untuk itu kritik dan saran dari dosen yang
bersifat kousteuktif dan bersifat komulatif sangat diharapkan supaya dalam penugasan makalah yang
akan datang lebih baik dan lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Sinaga, M. 1990. Jamur Merang dan Budidayanya. Penebar
Swadaya
Standar Isi dan Standar
Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Biologi untuk
SMA dan MA, Permen Diknas No.22 dan 23, 2006
0 Response to "makalah FUNGI "
Post a Comment