Makalah Fungsi Pengorganisasian
Foto: dictio.id
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Puji syukur alhamdulillah penulis
panjatkan kehadirat Ilahi Robbi, yang dengan limpahan rahmat, taufiq, hidayah
dan inayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah ‘Dasar-Dasar
Manajemen’ yang membahas tentang Fungsi Pengorganisasian.
Dalam upaya penyelesaian makalah
ini penulis telah banyak mendapatkan bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu penulis ucapkan ribuan terimakasih kepada Bapak Sadarman,
S.Pt., M.Sc selaku dosen mata kuliah ‘Dasar-Dasar Manajamen’ dan
sahabat-sahabatku tercinta yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis menyadari meskipun
penulisan makalah ini telah penulis upayakan seoptimal mungkin tentu masih ada
kekurangan maupun kekeliruan yang tidak sengaja, untuk itu bagi para pembaca
yang budiman sangat penulis harapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.Semoga makalah ini bermanfaat bagi
para pembaca umumnya dan khususnya bagi penulis serta memperoleh ridho Allah
semata.
Amin.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Pekanbaru, Oktober 2015
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar…………………………………………………………… i
Daftar
Isi…………………………………………………………………. ii
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang………………………………………………………… 1
Rumusan
Masalah………………………………………………………... 2
Tujuan
Makalah………………………………………………………….. 2
BAB II
PEMBAHASAN
Definisi Organisasi dan Pengorganisasian……………………….……….…3
Pengertian Organisasi………………………………………………….….…3
Pengertian Menurut Ahli……………………………………………….…….3
Pengertian Organisasi Secara Umum………………………………..….……4
Pengertian Pengorganisasian…………………………………………...…….4
Pengertian Menurut Ahli………………………………………………..……4
Pengertian Pengorganisasi Secara
Umum……………………………..…..…5
Unsur-unsur Pengorganisasian……………………………………….……….5
Pembagian Kerja Ada 4 (Empat) Elemen Struktur
Organisasi………………7
Teori-teori Organisasi………………………………………………..………..7
Asas-asas atau Prinsip Organisasi……………………………………….……11
Asas atau Prinsip Menurut Ahli……………………………………….……...11
Asas atau Prinsip Organisasi Secara
Umum………………………….………12
Bentuk-bentuk Organisasi…………………………………………….…..….14
Struktur Organisasi………………………………………………………...…16
Definisi Struktur Organisasi………………………………………….………16
Elemen Struktur Organisasi………………………………………………….17
Desain Struktur Organisasi yang Umum……………………………………17
Desain Struktur Organisasi
Modern…………………...………….…….….. …19
Model Desain Struktur Organisasi…………………………………………. 20
Faktor Penentu Struktur
Organisasi…………………………………..……..20
Pola Organisasi……………………………………………………..………..22
Proses atau Langkah-langkah
Pengorganisasian……………………..……..24
Perilaku Organisasi…………………………………………………………..25
Definisi Perilaku Organisasi…………………………………………………25
Fungsi Pengorganisasian……………………………………………....…….26
Kegiatan dalam Fungsi Pengorganisasian……………………………….….26
Fungsi Tujuan Organisasi…………………………………………..…..…...26
Tujuan Pengorganisasian…………………………………………..……..…27
Manfaat Organisasi………………………………………………..………...32
BAB III PENUTUP
Kesimpulan……………………………………………………………..….. 33
Saran…………………………………………………………………….…. 34
DAFTAR PUSTAKA………………………………………….……….…. 35
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang
Pengorganisasian
adalah merupakan fungsi kedua dalam Manajemen.Organisasi identik dengan
sekelompok Individu yang terstruktur dan sistematis yang berada dalam sebuah
sistem.pengorganisasian didefinisikan sebagai proses kegiatan penyusunan
struktur organisasi sesuai dengan tujuan-tujuan, sumber-sumber, dan
lingkungannya. Dengan hasil pengorganisasian adalah struktur organisasi.
Pengorganisasian
merupakan fungsi manajemen yang juga mempunyai peranan penting seperti halnya
fungsi perecanaan. Melalui fungsi pengorganisasian, seluruh sumber daya yang di
miliki oleh organisasi (manusia dan bukan manusia) akan diatur penggunanya secara
efektif dan efesien untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Organisasi
sering di jumpai dalam kehidupan sehari-hari.Sehingga organisasi merupakan
suatu hal yang penting yang harus di pelajari dengan baik. Contohnya jika kita
bekerja pada sebuah perusahaan, kita kan melakukan suatu organisasi. Oleh sebab
itu kita harus mengetahui apa yang dimaksud dari organisasi, fungsinya dan apa
manfaatnya.
2.
Rumusan
Masalah
1)
Apa
definisi dari Pengorganisasian dan Organisasi?
2)
Apa
saja Unsur-unsur Pengorganisasian?
3)
Teori-teori Organisasi!
4)
Apa
saja Asas-asas atau Prinsip-prinsip Organisasi?
5)
Bagaimana Bentuk-bentuk Organisasi?
6)
Apa Struktur
Organisasi ?
7)
Bagaimana Pola-pola Pengorganisasian?
8)
Bagaimana Proses atau Langkah-langkah
Pengorganisasian?
9)
Apa
itu prilaku organisasi ?
10)
Apa
saja Fungsi-fungsi Pengorganisasian?
11)
Apa Tujuan dari Pengorganisasian?
12)
Apa
Manfaat Pengorganisasian?
3.
Tujuan
Dari
rumusan masalah diatas dapat di ambil tujuan yaitu, untuk mengetahui
bagian-bagian dalam Pengorganisasian atau sub-sub bab dalam Pengorganisasian
(definisi, unsur, teori, asas atau prinsip, bentuk, sruktur, pola, langkah atau
proses, perilaku, fungsi, tujuan, dan manfaat) yang sangat berpengaruh dalam
Pengorganisasian.
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Definisi
Organisasi dan Pengorganisasian
Secara konseptual ada dua batasan yang perlu dikemukakan,
yakni istilah “organization” sebagai kata benda dan “organizing”
(pengorganisasian) sebagai kata kerja, menunjukkan pada rangkaian aktivitas
yang harus dilakukan secara sistematis.
Istilah organisasi memiliki dua arti umum, pertama, mengacu pada
suatu lembaga (institution) atau kelompok fungsional, sebagai contoh kita
mengacu pada perusahaan, badan pemerintah, rumah sakit, atau suatu perkumpulan
olahraga. Arti kedua mengacu pada proses pengorganisasian, sebagai salah satu
dari fungsi manajemen.
Menurut
Drs. M. Manullang Organisasi dalam arti dinamis disebut pengorganisasian, dan
dalam arti statis disebut organisasi.
A.
Pengertian
Organisasi
1)
Pengertian
Menurut Ahli
a.
Menurut
Stoner: Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama.
b.
Menurut
James D. Mooney: Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk
mencapai tujuan bersama.
c.
Menurut
Chester I. Bernard: Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang
dilakukan oleh dua orang atau lebih.
d.
Menurut
Prof. Dr. Sondang P. Siagian: Organisasi adalah suatu bentuk persekutuan antara
dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dan dalam ikatan itu terdapat
seorang atau sekelompok orang yang disebut bawahan.
e.
Menurut
Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro: Organisasi adalah struktur tata pembagian
kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi
yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan
tertentu.
2)
Pengertian
Organisasi Secara Umum
Organisasi merupakan sekumpulan/sekelompok orang (dua atau lebih)
yang secara formal dipersatukan untuk bekerjasama dengan pembagian atau alokasi
tugas dan tanggung jawab tertentu dalam system koordinasi, kooperatif,
dorongan-dorongan, dan pengaturan guna memudahkan pencapaian beberapa tujuan
yang telah ditetapkan.
B.
Pengertian Pengorganisasian
1)
Pengertian
Menurut Ahli
a.
Menurut
G. R Terry: pengorganisasian berasal dari kata organism (organisme) yang
merupakan sebuah eititas dengan bagian-bagian yang terintegrasi sedemikian rupa
sehingga hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka
terhadap keseluruhan.
b.
Menurut
Siagian (1983): Pengorganisasianadalah keseluruhan pengelompokan orang-orang,
alat-alat, tugas, tugas,kewenangan dan tanggung jawab sedemikian rupa sehingga
tercipta suatuorganisasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kegiatan kesatuan
yang telah ditetapkan.
c.
Drs.H.
Malayu S. P. Hasibuan: adalah suatu proses penentuan, pengelompokan, dan
pengaturan bermacam-macam aktifitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan,
menempatkan orang - orang pada setiap aktifitas ini, menyediakan alat-alat yang
diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap
individu yang akan melakukan aktifitas-aktifitas tersebut.
d.
T.
Hani handoko: sesuatu yang digambarkan sebagai sesuatu yang tersentralisasi dan
berisi tugas-tugas yang sangat terspesialisasikan.
e.
Kamus
lengkap bahasa indonesia: Pengorganisasian adalah merupakan kegiatan merancang
dan merumuskan struktur.
2)
Pengertian
Pengorganisasi Secara Umum
Pengorganisasian adalah langkah untuk merancang struktur formal,
menetapkan, menggolongkan dan mengatur bebagai macam kegiatan, menetapkan
tugas-tugas pokok, wewenang dan pendelegasian wewenang oleh pimpinan kepada
staf dalam rangka mencapai tujuan organisasi dengan efisien.
3)
Unsur-unsur
Pengorganisasian
Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur, yaitu ada orang,
ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi itu tidak berdiri
sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling berhubungan sehingga
merupakan suatu kesatuan yang utuh. Adapun unsur-unsur organisasi secara
terperinci adalah:
1.
Man
(orang-orang), dalam kehidupan organisasi atau ketata lembagaan sering disebut
dengan istilah pegawai atau personnel. Pegawai atau personnel terdiri dari
semua anggota atau warga organisasi, yang menurut fungsi dan tingkatannya
terdiri dari unsur pimpinan (administrator) sebagai unsur pimpinan tertinggi
dalam organisasi, para manajer yang memimpin suatu unit satuan kerja sesuai
dengan fungsinya masing-masing dan para pekerja (non management/workers). Semua
itu secara bersama-sama merupakan kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
2.
Kerjasama,
merupakan suatu perbuatan bantu-membantu akan suatu perbuatan yang dilakukan
secara bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama. Oleh karena itu, semua
anggota atau semua warga yang menurut tingkatan-tingkatannya dibedakan menjadi
administrator, manajer, dan pekerja (workers), secara bersama-sama merupakan
kekuatan manusiawi (man power) organisasi.
3.
Tujuan,
merupakan arah atau sasaran yang dicapai. Tujuan menggambarkan tentang apa yang
akan dicapai atau yang diharapkan. Tujuan merupakan titik akhir tentang apa
yang harus dikerjakan. Tujuan juga menggambarkan tentang apa yang harus dicapai
melalui prosedur, program, pola (network), kebijaksanaan (policy), strategi,
anggaran (budgeting), dan peraturan-peraturan (regulation) yang telah
ditetapkan.
4.
Peralatan
(Equipment), merupakan Unsur yang keempat yaitu peralatan atau equipment yang
terdiri dari semua sarana, berupa materi, mesin-mesin, uang, dan barang modal
lainnya (tanah, gedung/bangunan/kantor).
5.
Lingkungan
(Environment), Faktor lingkungan misalnya keadaan sosial, budaya, ekonomi, dan
teknologi. Yang termasuk dalam unsur lingkunga:
a.
Kondisi
atau situasi, yang secara langsung maupun secara tidak langsung berpengaruh
terhadap daya gerak kehidupan organisasi, karena kondisi atau situasi akan
selalu mengalami perubahan.
b.
Tempat
atau lokasi, sangat erat hubungannya dengan masalah komunikasi dan transportasi
yang harus dilakukan oleh organisasi.
c.
Wilayah
operasi yang dijadikan sasaran kegiatan organisasi. Wilayah operasi dibedakan
menjadi :
1)
Wilayah
kegiatan, yang menyangkut jenis kegiatan atau macam kegiatan apa saja yang
boleh dilakukan sesuai dengan tujuan organisasi.
2)
Wilayah
jangkauan, atau wilayah geografis atau wilayah teritorial, menyangkut wilayah
atau daerah operasi organisasi.
3)
Wilayah
personil, menyangkut semua pihak (orang-orang, badan-badan) yang mempunyai
hubungan dan kepentingan dengan organisasi.
4)
Wilayah
kewenangan atau kekuasaan, menyangkut semua urusan, persoalan, kewajiban,
tugas, tanggung jawab dan kebijaksanaan yang harus dilakukan dalam batas-batas
tertentu yang tidak boleh dilampaui sesuai dengan aturan main yang telah
ditetapkan dan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
5)
Kekayaan
Alam, Yang termasuk dalam kekayaan alam ini misalnya keadaan iklim, udara, air,
cuaca (geografi, hidrografi, geologi, klimatologi), flora dan fauna.
4)
Pembagian
Kerja Ada 4 (Empat) Elemen Struktur Organisasi.
Empat
elemen dalam struktur organisasi yaitu :
1.
Adanya
spesialisasi kegiatan kerja
2.
Adanya
standardisasi kegiatan kerja
3.
Adanya
koordinasi kegiatan kerja
4.
Besaran
seluruh organisasi
5)
Teori-teori
Organisasi
Teori
organisasi adalah suatu konsepsi, pandangan, tinjauan, ajaran, pendapat atau
pendekatan tentang pemecahan masalah organisasi sehingga dapat lebih berhasil
bahkan pada gilirannya organisasi dapat mencapai sasaran yang ditetapkan,
adapun yang dimaksud masalah itu sendiri adalah segala sesuatu yang memerlukan
pemecahan dan pengambilan keputusan.
Para
ilmuan sejak lama menyadari bahwa adanya teori-teori dari berbagai disiplin
ilmu yang berbeda memunculkan pertanyaan, perbedaan pandangan suatu masalah,
dan isu organisasi. Walaupun demikian, fenomena ini justru membantu para ilmuan
untuk memberikan sejumlah jawaban terhadap 1 (satu) persoalan yang sama. Dengan
berpegang kepada sejumlah teori dan konsep, kita dapat menghadirkan berbagai
pandangan (perspectives) untuk mengkaji isu, masalah, dan pertanyaan yang sama
tentang organisasi (Champoux, 2003).
Masalah
yang dihadapi oleh organisasi sangat kompleks dari setiap masalah organisasi
yang sangat kompleks itu memunculkan berbagai kajian untuk lebih memahami
efektifitas organisasi.Dari usaha intelektual itu kemudian berkembanglah
berbagai teori organisasi dengan berbagai kaidah dan rumusnya.
Ada
9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi klasik, teori organisasi
birokrasi, teori organisasi human relations, teori organisasi perilaku, teori
proses, teori organisasi kepemimpinan, teori organisasi fungsi, teori
organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi kontingensi. Namun,
Perkembangan teori-teori organisasi yang dilihat dan dikaji sejak tahun-tahun
pertama abad kedua puluh secara garis besar dapat diikhtisarkan menjadi 4
(empat) kelompok besar teori yakni klasik, perilaku, system, dan kontingensi.
1.
Teori
Organisasi Klasik. Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau
disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini
organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya
terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak
mengandung kreatifitas. Terdapat 3 (tiga) kategori pokok pendekatan klasik
yakni, scientific management, administrative management, the bureaucratic model
of organization (Beach, 1980: 133).
2.
Teori
Human Relations. Teori ini disebut juga teori neoklasik, teori hubungan
kemanusiaan, teori hubungan antara manusia, teori hubungan kerja kemanusiaaan
atau the human relations theory. Teori ini muncul akibat ketidak puasan dengan
teori klasik dan teori ini merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini
menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai
individu ataupun kelompok kerja”. Suatu hubungan dikatakan hubungan kemanusiaan
apabila hubungan tersebut sudah dapat memberikan kesadaran dan pengertian
sehingga pihak lain merasa puas.
3.
Teori
Organisasi Perilaku. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang organisasi
dari segi perilaku anggota organisasi. Teori ini berpendapat bahwa baik atau
tidaknya, berhasil tidaknya organisasi mencapai sasaran yang telah ditetapkan
berasal dari para anggotanya.
4.
Teori
Birokrasi. Pada dasamya teori organisasi birokrasi menyatakan bahwa untuk
mencapai tujuan, organisasi harus menjalankan strategi sebagai berikut:
a.
Pembagian
dan penugasan pekerjaan secara khusus.
b.
Prinsip
hierarki atau bawahan hanya bertanggung jawab kepada atasannya langsung.
c.
Promosi
didasarkan pada masa kerja dan prestasi kerja, dan dilindungi dari
pemberhentian sewenang-wenang dan yang demikian disebut prinsip loyalitas.
d.
Setiap
pekerjaan dilaksanakan secara tidak memandang bulu, tidak membeda-bedakkan
status sosial, tidak pilih kasih. Strategi ini dinamakan prinsip impersonal.
e.
Tiap-tiap
tugas dan pekerjaan dalam organisasi dilaksanakan menurut suatu sistem tertentu
berdasarkan kepada data peraturan yang abstrak. Strategi ini dinamakan prinsip
uniformitas.
5.
Teori
Organisasi Proses. Teori ini merupakan suatu teori yang memandang organisasi
sebagai proses kerjasama antara kelompok orang yang tergabung dalam suatu
kelompok formal. Teori ini memandang organisasi dalam arti dinamis, selalu
bergerak dan didalamnya terdapat pembagian tugas dan prinsip-prinsip yang
bersifat umum (Universal).
6.
Teori
Organisasi Kepemimpinan. Teori ini beranggapan bahwa berhasil tidaknya
organisasi mencapai tujuan tergantung sampai seberapa jauh seorang pemimpin
mampu mempengaruhi para bawahan sehingga mereka mampu bekerja dengan semangat
yang tinggi dan tujuan organisasi dapat dicapai secara efisien dan efektif,
adapun sedikitnya kajian atas teori organisasi yang berhubungan dengan masalah
kepemimpinan dapat dibedakan atas:
a.
Teori
Otokratis
b.
Teori
Demokrasi
c.
Teori
Kebebasan (Teory laissez fairre)
d.
Teori
Petnernalisme
e.
Teori
Personal atau Pribadi
f.
Teori
Non-Personal
7.
Teori
Organisai Fungsi. Fungsi adalah sekelompok tugas atau kegiatan yang harus
dijalankan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan sebagai pemimpin atau
manager guna mencapai tujuan organisasi. Sekelompok kegiatan yang menjadi
fungsi seorang pemimpin atau manager terdiri dari kegiatan menyusun perencanaan
(Planning), pengorganisasian (Organizing), pemberian motifasi atau bimbingan
(Motivating), pengawasan (Controlling), dan pengambilan keputusan (Decision
making).
8.
Teori
Pengambilan Keputusan. Teori ini berlandaskan pada adanya berbagai keputusan
yang dibuat oleh para pejabat disetiap tingkatan, baik keputusan di tingkat
puncak yang memuat ketentuan pokok atau kebijaksanaan umum, keputusan di
tingkat menengah yang memuat program-progam untuk melaksanakan keputusan
adminitratif, maupun keputusan di tingkat bawah.
9.
Teori
Kontingensi (Teori Kepentingan). Teori ini berlandaskan pada pemikiran bahwa pengelolaan
organisasi dapat berjalan dengan baik dan lancar apabila pemimpin organisasi
mampu memperhatikan dan memecahkan situasi tertentu yang sedang dihadapi dan
setiap situasi harus dianalisis sendiri.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.
Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling lengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan dan menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi tertentu.
5)
Asas-asas
atau Prinsip Organisasi.
A.
Asas
atau Prinsip Menurut Ahli
1.
Menurut
Alford dan Russel:
a.
Situation
Analysis (Analisis Situasi).
b.
Objectives
(obyektif).
c.
Strategy
(strategi).
d.
Tactics
(taktik).
e.
Actions
(aksi) .
f.
Control
(pengawasan).
2.
Menurut
Louis A. Allen
a.
Forecasting
yaitu memperkirakan pekerjaan-pekerjaan yang akan dilakukan pada saat yang akan
datang yang akan dilakukan oleh manajer. Kegiatan yang dilakukan oleh manajer
ini atas dasar sistematisasi dan kontinitas pekerjaan serta berdasarkan dimana
ia bekerja.
b.
Establising
objectives yaitu menentukan tujuan akhir yang akan dicapai dari apa yang telah
direncanakan keseluruhannya baik tujuan tiap pekerjaan maupun tujuan globalnya.
c.
Programming
yaitu dibuat suatu program yang terdiri dari serangkaian tindakan kegiatan
untuk mencapai tujuan tertentu berdasarkan pada prioritas pelaksanaan.
d.
Sceduling
yaitu membuat jadwal pekerjaan sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
e.
Budgeting
yaitu penyusunan anggaran untuk mengalikasikan sumber-sumber yang ada atas
dasar efisiensi dan efektifitas, anggaran belanja ini dinyatakan dalam bentuk
uang.
f.
Developing
prosedur yaitu menentukan cara yang tepat dalam penyelenggaraan pekerjaan di
dalam rangka adanya efisiensi, efektivitas dan keseragaman pekerjaan.
g.
Establising
dan interpreting policy yaitu manajer harus dapat menafsirkan kebijakan yang
akan diambil agar terjamin dalam keselarasan dan keseragaman kegiatan serta
tindakan yang akan dilakukan.
B.
Asas
atau Prinsip Organisasi Secara Umum
a.
Perumusan
Tujuan. Tujuan organisasi harus dirumuskan dengan jelas. Tujuan yang akan
memandu setiap orang dalam organisasi. Semakin jelas tujuan yang akan diraih
maka semakin mudah pula organisasi menentukan langkah yang tepat.
b.
Departementasi.
Penyusunan bagian-bagian yang akan menjalankan tugas-tugas sesuai bidang
tertentu. Dapat dilakukan dengan mengelompokkan tugas-tugas sejenis.
c.
Pembagian
kerja. Setelah dilakukan departemetasi perlu pengisian aktifitas kerja sesuai
dengan bidangnya masing-masing Koordinasi. Koordinasi dimaksudkan untuk
mencapai keselarasan dalam organisasi
d.
Kesatuan
perintah. Masing-masing pejabat dalam hirarki yang berlaku hanya
bertanggungjawab kepada satu atasan tertentu dan hanya menerima perintah
darinya.
e.
Fleksibilitas.
Organisasi semestinya menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan
tersebut antara lain mencakup revisi tujuan, teknologi, SDM yang spesialis.
f.
Berkesinambungan.
Organisasi setelah dibentuk diharapkan terus beroperasi dan memenuhi kebutuhan
stakeholders-nya.
g.
Keseimbangan.
Bagian atau satuan dalam organisasi yang memiliki peran yang sama pentingnya
harus ditempatkan pada level yang sama pula.
h.
Koordinasi.
Koordinasi dimaksudkan untuk mencapai keselarasan dalam organisasi.
i.
Pelimpahan
wewenang. Pelimpahan kewenangan dari pejabat yang lebih tinggi ke pejabat yang
lebih rendah atau antar pejabat yang setara.
j.
Rentang
kendali (span of control). Merupakan jumlah bawahan yang dipimpin dengan baik
oleh seorang pemimpin di atasnya.
k.
Jenjang
organisasi/hiraki. Menunjukkan adanya tingkatan-tingkatan yang perlu dilewati
dalam menentukan sebuah keputusan.
l.
Pemisahan
fungsi lini dan staf. Fungsi lini seharusnya dipisahkan dengan fungsi staff
walaupun mereka memiliki karakter yang mirip. Fungsi lini langsung terhubung
dengan kegiatan operasi sedangkan fungsi staf adalah pelengkap dari fungsi
lini. Fungsi ini harus dikoordinaiskan jika dibutuhkan tetapi secara normal
harus dipisahkan.
m.
Efisiensi.
Struktur organisasi seharusnya mampu untuk meningkatkan fungsi secara lebih
efisien. Untuk itu, struktur harus sesuai dengan nature, ukuran, aktifvitas,
dll dari organisasi.
n.
Prinsip
pengecualian. Eksekutif pada level yang level lebih tinggi sibuk dengan hal-hal
yang penting dan memiliki batas waktu untuk mempelajari hal-hal administratif
rutin. Masalah yang sangat rumit dan luar biasa kompleks harus diselesaikan
oleh top management dan masalah rutin harus dihadapi oleh eksekutif yunior pada
tingkat yang lebih rendah. Lebih dari itu, waktu dari top management ditabung.
Mereka dapat mempergunakan waktu mereka untuk menghadapi masalah yang lebih
penting dan kompleks.
o.
Chain
of command. Prinsip dari chain of command adalah batas kewenangan dari kepala
eksekutif kepada atasan level pertama sudah didefinisikan dengan jelas. Batas
kewenangan harus didefinisikan dengan wajar untuk menghindari
kebingungan.
p.
Simple/sederhana.
Struktur organisasi harus dibuat sederhana untuk pemahaman yang lebih jelas
dari karyawan. Struktur juga seharusnya lebih mudah untuk diatur. Komunikasi
internal akan lebih mudah jika struktur organisasi lebih sederhana. Struktur
organisasi harus sesederhana mungkin.
6)
Bentuk-bentuk
Organisasi
a.
Bentuk
Organisasi Garis (Henry Fayol (Paris))
Bentuk organisasi yang paling sederhana dan paling tua, digunakan
di kalangan militer dengan jumlah karyawan yang masih sedikit dan saling kenal,
dan spesialisasi kerja yang belum begitu tinggi.
Kelebihan:
Ø Kesatuan komando baik karena pimpinan beradadi atas satu tangan.
Ø Proses pengambilan keputusan berjalan dengan cepat.
Ø Solidaritas karyawan tinggi karena saling kenal.
Kekurangan:
Ø Jika sang pemimpin tidak mampu maka akan mudah jatuh
Ø Ada kecenderungan bertindak otokratis (berkuasa sendiri secara
mutlak)
Ø Kesempatan berkembang terbatas
b.
Bentuk
Organisasi Fungsional (F.W. Taylor.)
Bentuk
ini merupakan bentuk dimana sebagian atau segelintir pimpinan tidakmempunyai
bawahan yang jelas karena setiap pimpinan berwenang memberikan komando pada
bawahannya.Bentuk ini dikembangkan oleh FW Taylor.
Kelebihan:
Ø Pembagian tugas-tugas jelas.
Ø Spesialisasi karyawan dapat dikembangkan dan digunakan semaksimal
mungkin.
Ø Digunakannya tenaga-tenaga ahli dalam berbagai bidang sesuai dengan
fungsinya.
Kekurangan:
Kekurangan:
Ø Karena adanya spesialisasi kerja maka akan sulit untuk mengadakan
tour of duty.
Ø Karyawan lebih mementingkan bidangnya sehingga sukar untuk
melaksanakan koordinasi.
c.
Bentuk
orgznisasi Fungsional dan Garis
Bentuk
organisasi dimana wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala
bagian dibawahnya yang mempunyai keahlian tertentu serta sebagian dilimpahkan
kepada pejabat fungsional yang koordinasinya tetap diserahkan kepada kepala
bagian.
d.
Bentuk
Organisasi Garis dan Staf (Harrington Emerson)
Biasanya
digunakan oleh organisasi besar dengan daerah kerja yang luas dengan bidang
tugas yang beraneka ragam serta rumit.Memiliki satu atau lebih tenaga staf
tenaga ahli yang memberi saran atau nasihat.
Kelebihan:
Ø Dapat digunakan oleh tenaga organisasi sebesar apapun dan sekompleks
apa pun.
Ø Keputusan yang matang dan sehat dapat diperoleh karena adanya
tenaga ahli.
Ø Dapat mewujudkan “The right man in the right place”.
Kekurangan:
Ø Solidaritas sukar diwujudkan karena tidak saling kenal
Ø Koordinasi antara departemen atau divisi kadang sukar diterapkan
karena terlalu luasnya organisasi
e.
Bentuk
Organisasi Fungsional dan Staf
Merupakan kombinasi organisasi fungsional dan staf, memiliki
kekurangan dan kelebihan seperti halnya organisasi staf dan fungsional.
f.
Bentuk
Organisasi Komite
Bentuk organisasi dimana tugas kepemimpinan dan tugas tertentu
dilaksanakan secara kolektif oleh sekelompok pejabat, yang berupa komite atau
dewan atau board dengan pluralistic manajement
g.
Bentuk
Organisasi Matrix
Organisasi dimana penggunaan struktur organisasi menunjukkan dimana
para spesialis yang mempunyai keterampilan dimasing-masing bagian dari bagian
perusahaan dikumpulkan lagi menjadi satu untuk mengerjakan suatu proyek yang
harus diselesaikan.
7)
Struktur
Organisasi
A.
Definisi
Struktur Organisasi
Struktur
Organisasi adalah suatu susunan komponen-komponen (unit kerja) dan hubungan
antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan dalam menjalin
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan.Struktur organisasi menunjukkan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan, pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan
dikoordinasikan (integrasi) secara formal.
B.
Elemen
Struktur Organisasi
Ada
enam elemen kunci yang perlu diperhatikan oleh para manajer ketika
hendak mendesain struktur, antara lain:
1.
Spesialisasi
pekerjaan. Sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi dibagi-bagi ke dalam beberapa
pekerjaan tersendiri.
2.
Departementalisasi.
Dasar yang dipakai untuk mengelompokkan pekerjaan secara bersama-sama.
Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan pelanggan.
3.
Rantai
komando. Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi
ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada
siapa.
4.
Rentang
kendali. Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara
efisien dan efektif.
5.
Sentralisasi
dan Desentralisasi. Sentralisasi mengacu pada sejauh mana tingkat pengambilan
keputusan terkonsentrasi pada satu titik di dalam organisasi.Desentralisasi
adalah lawan dari sentralisasi.
6.
Formalisasi.
Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan.
C.
Desain
Struktur Organisasi yang Umum
a.
Struktur Sederhana, Struktur sederhana adalah sebuah
struktur yang dicirikan dengan kadar departementalisasi yang rendah, rentang
kendali yang luas, wewenang yang terpusat pada seseorang saja, dan sedikit
formalisasi.Struktur sederhana paling banyak dipraktikkan dalam usaha-usaha
kecil di mana manajer dan pemilik adalah orang yang satu dan sama.Kekuatan dari
struktur ini adalah kesederhanaannya yang tercermin dalam kecepatan,
kefleksibelan, ketidakmahalan dalam pengelolaan, dan kejelasan
akuntabilitas.Satu kelemahan utamanya adalah struktur ini sulit untuk
dijalankan di mana pun selain di organisasi kecil karena struktur sederhana
menjadi tidak memadai tatkala sebuah organisasi berkembang karena
formalisasinya yang rendah dan sentralisasinya yang tinggi cenderung
menciptakan kelebihan beban (overload) di puncak.
b.
Birokrasi,
Birokrasi adalah sebuah struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin
yang dicapai melalui spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal,
tugas-tugas yang dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional,
wewenang terpusat, rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang
mengikuti rantai komando.Kekuatan utama birokrasi ada kemampuannya menjalankan
kegiatan-kegiatan yang terstandar secara sangat efisien, sedangkan kelemahannya
adalah dengan spesialisasi yang diciptakan bisa menimbulkan konflik-konflik
subunit, karena tujuan-tujuan unit fungsional dapat mengalahkan tujuan
keseluruhan organisasi.Kelemahan besar lainnnya adalah ketika ada kasus yang
tidak sesuai sedikit saja dengan aturan, tidak ada ruang untuk modifikasi
karena birokrasi hanya efisien sepanjang karyawan menghadapi masalah yang
sebelumnya telah mereka hadapi dan sudah ada aturan keputusan terprogram yang
mapan.
c.
Struktur
matriks, Struktur matriks adalah sebuah struktur yang menciptakan garis
wewenang ganda dan menggabungkan departementalisasi fungsional dan
produk.Struktur matriks dapat ditemukan di agen-agen periklanan, perusahaan
pesawat terbang, laboratorium penelitian dan pengembangan, perusahaan
konstruksi, rumah sakit, lembaga-lembaga pemerintah, universitas, perusahaan
konsultan manajemen, dan perusahaan hiburan.
Pada
hakikatnya, struktur matriks menggabungkan dua bentuk departementalisasi:
fungsional dan produk Kekuatan departementalisasi fungsional terletak,
misalnya, pada penyatuan para spesialis, yang meminimalkan jumlah yang
diperlukan sembari memungkinkan pengumpulan dan pembagian sumber daya khusus
untuk keseluruhan produk. Kelemahan terbesarnya adalah sulitnya mengoordinasi
tugas para spesialis fungsional yang beragam agar kegiatan mereka rampung tepat
waktu dan sesuai anggaran.Departementalisasi produk, di lain pihak, memiliki
keuntungan dan kerugian yang berlawanan. Departementalisasi ini memudahkan
koordinasi di antara para spesialis untuk menyelesaikan tugas tepat waktu dan
memenuhi target anggaran.Lebih jauh, departementalisasi ini memberikan tanggung
jawab yang jelas atas semua kegiatan yang terkait dengan sebuah produk, tetapi
dengan duplikasi biaya dan kegiatan.Matriks berupaya menarik kekuatan tersebut
sembari menghindarkan kelemahan-kelemahan mereka.
Karakteristik
struktural paling nyata dari matriks adalah bahwa ia mematahkan konsep kesatuan
komando sehingga karyawan dalam struktur matriks memiliki dua atasan manajer
departemen fungsional dan manajer produk.Karena itulah matriks memiliki rantai
komando ganda.
D.
Desain
Struktur Organisasi Modern
a.
Struktur
tim
Struktur
tim adalah pemanfaatan tim sebagai perangkat sentral untuk mengoordinasikan
kegiatan-kegiatan kerja. Karakteristik utama struktur tim adalah bahwa struktr
ini meniadakan kendala-kendala departemental dan mendesentralisasi pengambilan
keputusan ke tingkat tim kerja. Struktur tim juga mendorong karyawan untuk
menjadi generalis sekaligus spesialis.
b.
Organisasi
virtual
Organisasi
virtual adalah organisasi inti kecil yang menyubkontrakkan fungsi-fungsi utama
bisnis secara detail.
c.
Organisasi
Nirbatas
Organisasi
nirbatas adalah sebuah organisasi yang berusaha menghapuskan rantai komando,
memiliki rentang kendali tak terbatas, dan mengganti departemen dengan tim yang
diberdayakan.
E.
Model
Desain Struktur Organisasi
a.
Model
mekanistis, yaitu sebuah struktur yang dicirikan oleh departementalisasi yang
luas, formalisasi yang tinggi, jaringan informasi yang terbatas, dan
sentralisasi.
b.
Model
organik, yaitu sebuah struktur yang rata, menggunakan tim lintas hierarki dan
lintas fungsi, memiliki formalisasi yang rendah, memiliki jaringan informasi
yang komprehensif, dan mengandalkan pengambilan keputusan secara
partisipatif.
c.
Model
Piramid, model ini di buat persis sebuah piramida.
d.
Model
Horizontal, model ini dibuat dengan manarik garis lurus secara horizontal
dengan pembagian funsional masing-masing bersama tugasnya masi-masing.
F.
Faktor
Penentu Struktur Organisasi
Sebagian
organisasi terstruktur pada garis yang lebih mekanistis sedangkan sebagian yang
lain mengikuti karakteristik organik. Berikut adalah faktor-faktor utama yang
diidentifikasi menjadi penyebab atau penentu struktur suatu organisasi:
a.
Strategi
Struktur
organisasi adalah salah satu sarana yang digunakan manajemen untuk mencapai
sasarannya.Karena sasaran diturunkan dari strategi organisasi secara
keseluruhan, logis kalau strategi dan struktur harus terkait erat.tepatnya,
struktur harus mengikuti strategi. Jika manajemen melakukan perubahan
signifikan dalam strategi organisasinya, struktur pun perlu dimodifikasi untuk
menampung dan mendukung perubahan ini.Sebagian besar kerangka strategi dewasa
ini terfokus pada tiga dimensi inovasi, minimalisasi biaya, dan imitasi dan
pada desain struktur yang berfungsi dengan baik untuk masing-masing dimensi.
Strategi inovasi adalah strategi yang menekankan
diperkenalkannya
produk dan jasa baru yang menjadi andalan. Strategi minimalisasi biaya adalah
strategi yang menekankan pengendalian biaya secara ketat, menghindari
pengeluaran untuk inovasi dan pemasaran yang tidak perlu, dan pemotongan
harga.Strategi imitasi adalah strategi yang mencoba masuk ke produk-produk atau
pasar-pasar baru hanya setelah viabilitas terbukti.
b.
Ukuran
organisasi Terdapat banyak bukti yang mendukung ide bahwa ukuran sebuah
organisasi secara signifikan memengaruhi strukturnya.Sebagai contoh, organisasi-organisasi
besar yang mempekerjakan 2.000 orang atau lebih cenderung memiliki banyak
spesialisasi, departementalisasi, tingkatan vertikal, serta aturan dan
ketentuan daripada organisasi kecil. Namun, hubungan itu tidak bersifat linier.
Alih-alih,
ukuran memengaruhi struktur dengan kadar yang semakin menurun. Dampak ukuran
menjadi kurang penting saat organisasi meluas.
c.
Teknologi
Istilah
teknologi mengacu pada cara sebuah organisasi mengubah input menjadi output.
Setiap organisasi paling tidak memiliki satu teknologi untuk mengubah sumber
daya finansial, SDM, dan sumber daya fisik menjadi produk atau jasa.
d.
Lingkungan
Lingkungan
sebuah organisasi terbentuk dari lembaga-lembaga atau kekuatan-kekuatan di luar
organisasi yang berpotensi memengaruhi kinerja organisasi.Kekuatan-kekuatan ini
biasanya meliputi pemasok, pelanggan, pesaing, badan peraturan pemerintah,
kelompok-kelompok tekanan publik, dan sebagainya.
Struktur
organisasi dipengaruhi oleh lingkungannya karena lingkungan selalu
berubah.Beberapa organisasi menghadapi lingkungan yang relatif statis -tak
banyak kekuatan di lingkungan mereka yang berubah.Misalnya, tidak muncul
pesaing baru, tidak ada terobosan teknologi baru oleh pesaing saat ini, atau
tidak banyak aktivitas dari kelompok-kelompok tekanan publik yang mungkin
memengaruhi organisasi. Organisasi-organisasi lain menghadapi lingkungan yang
sangat dinamis -peraturan pemerintah cepat berubah dan memengaruhi bisnis
mereka, pesaing baru, kesulitan dalam mendapatkan bahan baku, preferensi
pelanggan yang terus berubah terhadap produk, dan semacamnya. Secara
signifikan, lingkungan yang statis memberi lebih sedikit ketidakpastian bagi
para manajer dibanding lingkungan yang dinamis. Karena ketidakpastian adalah
sebuah ancaman bagi keefektifan sebuah organisasi, manajemen akan menocba
meminimalkannya. Salah satu cara untuk mengurangi ketidakpastian lingkungan
adalah melalui penyesuaian struktur organisasi.
G.
Pola
Organisasi
a.
Organisasi
Formal
Organisasi formal adalah kumpulan dari orang-orang yang mengikatkan
diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang
rasional.Contoh : Perusahaan, sekolah dan Negara
Bagian-bagian organisasi formal :
1.
Organisasi
Lini
Dalam
jenis organisasi ini, pembagian tugas dan wewenang terdapat perbedaan yang
tegas antara pimpinan dan pelaksanaan.Peran pimpinan dalam hal ini sangat
dominan dimana semua kekuasaan di tangan pimpinan.Oleh sebab itu dalam
pelaksanaan kegiatan yang utama adalah wewenang dan perintah.Memang bentuk
organisasi semacam ini, khususnya didalam institusi-institusi yang kecil sangat
efektif karena keputusan-keputusan cepat diambil dan pelaksanaan keputusan juga
cepat.Kelemahannya jenis organisasi semacam ini kurang manusiawi, lebih-lebih
para pelaksana tugas bawahan hanya dipandang sebagai robot yang senantiasa siap
melaksanakan perintah.
2.
Organisasi
Staf
Dalam
organisasi ini, tidak begitu tegas garis pemisah antara pimpinan dan staf
pelaksana.Peran staf bukan sekedar pelaksana perintah pimpinan namun staf
berperan sebagai pembantu pimpinan. Bentuk organisasi semacam ini muncul karena
makin kompleksnya masalah-masalah organisasi sehingga pimpinan sudah tidak
dapat lagi menyelesaikan semuanya dan memerlukan bantuan orang lain (biasanya
para ahli) yang dapat memberikan masukan pemikiran-pemikiran terhadap
masalah-masalah yang dihadapi. Meskipun organisasi ini lebih baik dari yang
pertama karena keputusan-keputusan dapat lebih baik namun kadang-kadang
keputusan-keputusan tersebut akan memakan waktu yang lama karena melalui
perdebatan-perdebatan yang kadang-kadang melelahkan.
3.
Organisasi
Lini dan Staf
Organisasi
ini merupakan gabungan kedua jenis organisasi yang terdahulu disebutkan (line
dan staf).Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga
diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara
baik.Demikian juga pimpinan tidak sekedar memberikan perintah atau nasehat
tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasehat tersebut. Keuntungan
organisasi ini antara lain ialah keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih
baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang dan tanggung jawab pimpinan
berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf. Dalam kehidupan
sehari-hari apabila unit kerja (departemen, perusahaan dan sebagainya) akan
melaksanakan suatu rencana tidak selalu langsung diikuti oleh penyusunan
organisasi baru. Struktur organisasi itu biasanya sudah ada terlebih dahulu dan
ini relatif cenderung permanen, lebih-lebih struktur organisasi
departemen.Disamping itu unit-unit kerja tersebut dijabarkan kedalam unit-unit
yang lebih kecil dan masing-masing unit-unit kerja yang lebih kecil ini
mempunyai tugas dan wewenang yang berbeda-beda (dirjen, direktorat, bidang,
seksi, devisi, dan sebagainya). Masing-masing unit kerja tersebut sudah barang
tentu akan menyusun perencanaan dan kegiatan-kegiatan. Untuk pelaksanaan
rencana rutin cukup oleh staf yang ada sehingga tidak perlu menyusun organisasi
baru.
b.
Organisasi
Informal
Organisasi
informal adalah kumpulan dari orang-orang yang telibat pada suatu aktifitas
serta tujuan bersama yang tidak disadari.Contoh : RT dan arisan.
8)
Proses
atau Langkah-langkah Pengorganisasian
Menurut Stoner (1996) langkah-langkah dalam proses pengorganisasian
terdiri dari lima langkah:
a.
Merinci
seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi
b.
Membagi
beban kerja ke dalam kegiatan-kegiatan yang secara logis dan memadai dapat
dilakukan oleh seseorang atau oleh sekelompok orang.
c.
Mengkombinasi
pekerjaan anggota perusahaan dengan cara yang logis dan efisien
d.
Penetapan
mekanisme untuk mengkoordinasi pekerjaan anggota organisasi dalam satu kesatuan
yang harmonis
e.
Memantau
efektivitas organisasi dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk
mempertahankan atau meningkatkan efektivitas.
Menurut
T.Hani Handoko (1999) proses pengorganisasian dapat ditunjukkan dengan tiga
langkah prosedur sebagai berikut:
a.
Pemerincian
seluruh kegiatan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi.
b.
Pembagian
beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat
dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja ini sebaiknya tidak terlalu berat
juga tidak terlalu ringan.
c.
Pengadaan
dan pengembangan suatu mekanisme untuk mengkoordinasikan pekerjaan para anggota
organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis.
9)
Perilaku
Organisasi
A.
Definisi
Perilaku Organisasi
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari
tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi
serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun
organisasi).Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang
organisasi.Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang
mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi,
sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang
terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi
industri.
Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Perilaku organisasi saat ini merupakan bidang studi yang berkembang. Jurusan studi organisasi pada umumnya ditempatkan dalam sekolah-sekolah bisnis, meskipun banyak universitas yang juga mempunyai program psikologi industri dan ekonomi industri pula.
Bidang ini sangat berpengaruh dalam dunia bisnis dengan para
praktisi seperti Peter Drucker dan Peter Senge yang mengubah penelitian
akademik menjadi praktik bisnis.Perilaku organisasi menjadi semakin penting
dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar belakang dan nilai
budaya harus bekerja bersama-sama secara efektif dan efisien.Namun bidang ini
juga semakin dikritik sebagai suatu bidang studi karena asumsi-asumsinya yang
etnosentris dan pro-kapitalis (lihat Studi Manajemen Kritis).
10)
Fungsi
Pengorganisasian
Fungsi
Pengorganisasian adalah proses yang menyangkut bagaimana strategi dan taktik
yang telah dirumuskan dalam perencanaan desain dalam sebuah struktur organisasi
yang tepat dan tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan
dapat memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi dapat bekerja secara
efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.
A.
Kegiatan
dalam Fungsi Pengorganisasian yaitu:
a.
Mengalokasikan
sunber daya,merumuskan dan menetapkan tugas, dan menetapkan prosedur yang
diperlukan.
b.
Menetapkan
struktur organisasi yang menunjukkan adanya garis kewenangan dan tanggung
jawab.
c.
Kegiatan
perekrutan, penyeleksian, pelatihan dan pengambangan sunber daya manusia/tenaga
kerja.
d.
Kegiatan
penempatan sumber daya manusia pada posisi yang paling tepat.
11)
Fungsi
Tujuan Organisasi
a.
Patokan
bagi kegiatan-kegiatan yang ada dalam organisasi. Melalui penggambaran
hasil-hasil di waktu yang akan datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan
pemusatan kegiatan organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus
dilakukan.
b.
Sumber
Legitimasi Dengan meningkatkan kemampuan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan,berguna untuk meningkatkan kemampuan organisasi untuk
mendapatkansumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya.
c.
Standar
pelaksanaan Jika tujuan dinyatakan secara jelas dan dipahami, akan memberikan
standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan organisasi. Setelah
organisasi menetapkan tujuan dalam bidang yang dapat dikuantifikasikan.
d.
Sumber
Motivasi Untuk mendorong anggota lainnya dalam melaksanakan tugas, misalnya
dengan memberikan intensif bagi anggota yang melaksanakan tugasnya dengan baik,
menghasilkan produk di atas standar dan lain sebagainya yang akhirnya dapat mendorong
para anggota lainnya.
e.
Dasar
Rasional Pengorganisasian
Tujuan
organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi yang saling
berinteraksi dalam kegiatan-kegiatan untuk mencapai tujuan.
12)
Tujuan
Pengorganisasian
Tujuan pengorganisasian adalah agar dalam pembagian tugas dapat
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab.Dengan pembagian tugas diharapkan
setiap anggota organisasi dapat meningkatkan keterampilannya secara khusus
(spesialisasi) dalam menangani tugas-tugas yang dibebankan.Apabila
pengorganisasian itu dilakukan secara serampangan, tidak sesuai dengan bidang
keahlian seseorang, maka tidak mustahil dapat menimbulkan kegagalan dalam
penyelenggaraan pekerjaan itu.Tujuan organisasi harus dirumuskan dan ditetapkan
dengan jelas. Hal ini penting karena:
a.
Tanpa
tujuan yang jelas maka organisasi tidak akan mempunyai arah.
b.
Tanpa
tujuan yang jelas, organisasi tidak ada artinya dan hanya akan menimbulkan
pemborosan belaka.
c.
Tujuan
yang jelas akan mempermudah dalam menentukan bentuk dan struktur organisasi.
d.
Tujuan
yang jelas akan mempermudah dalam menentukan jumlah dan penempatan pegawai.
e.
Tujuan
yang jelas akan memberikan perangsang kerja pada para anggota organisasi.
f.
Tujuan
yang jelas akan mempermudah pelaksanaan koordinasi, karena mereka menyadari
bahwa semua anggota organisasi bekerja ketujuan yang sama, yaitu tujuan
organisasi.
g.
Tujuan
yang jelas merupakan awal dari penetapan strategi. Siasat, metode, dan prosedur
yang akan dipergunakan.
h.
Tujuan
yang jelas merupakan dasar dari pada organisasi untuk bergerak.
Dalam
menetapkan tujuan organisasi hendaknya hal-hal berikut diperhatikan:
a.
Tujuan
haarus selalu ditinjau kembali untuk disesuaikan dengan perkembangan keadaan dan
perkembangan organisasi.
b.
Tujuan
organisasi harus dapat dimengerti dan dipahami oleh setiap anggota, dan
dicamkan benar-benar, sedalam-dalamnya dalam jiwa mereka.
Tujuan
organisasi harus dapat diterima oleh para anggota. Apabila tujuan organisasi
itu dapat diterima oleh para anggota, hal ini berarti para anggota organisasi
mempunyai keyakinan bahwa tujuan pribadi mereka pun akan dapat tercapai
sehingga tujuan mereka dapat dengan mudah digerakkan.
Dalam merumuskan tujuan hendaknya dibedakan antara tujun utama, tujuan sekunder, tujun jangka panjang, tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, tujuan organisasi dan tujuan pribadi.
Dalam merumuskan tujuan hendaknya dibedakan antara tujun utama, tujuan sekunder, tujun jangka panjang, tujuan jangka pendek, tujuan jangka menengah, tujuan organisasi dan tujuan pribadi.
a.
Tujuan
utama atau yang disebut juga tujuan pokok atau tunggal yang menyebab kan
timbulnya organisasi dan yang menjadi dasar dibentuknya organisasi.
Menurut
jenis organisasi yang didirikan, tujuan utama atau tujuan pokok dapat dibedakan
menjadi beberapa macam, misalnya tujuan mendapat keuntungan, tujuan untuk
memberikan kesejahteraan bagi para angora, dan tujuan untuk memberikan
kesejahteraan masyarakat dalam pemberian pelayanan kepentingan umum, misalnya:
telekomunikasi (dalam bidang komunikasi), Bank Tabungan Negara (persero) (dalam
bidang penyediaan kredit perumahan rakyat), Perusahaan Air minum (dalam
penyediaan air bersih).
b.
Jangka
Panjang: merupakan tujuan akhir yang hendak dicapai oleh suatu organisasi.
Kadang-kadang tujuan akhir merupakan tujuan abstrak karena kurang jelas.
Misalnya tujuan masyarakat adil dan makmur. Sangat sulit untuk menggambarkan
bagaimana bentuk dan wujud dari pada masyarakat adil dan makmur tersebut.
Tujuan jangka panjang dapat pula diukur dengan jangka waktu yang dipergunakan
untuk mencapai tujuan akhir, misalnya waktu 25 tahun sampai dengan 30 tahun.
c.
Tujuan
Organisasi dan Tujuan Pribadi: Tujuan organisasi adalah tujuan yang telah
ditentukan dalam konsep tujuan organisasi oleh organisasi yang bersangkutan.
Tujuan pribadi merupakan tujuan setiap individu yang ada dalam organisasi. Pada
dasarnya setiap individu yang ada dalam organisasi sudah mempunyai konsep
tentang tujuan pribadi. Antara tujuan pribadi dan tujuan organisasi harus ada
kesesuaian sehingga akan memperoleh manfaat timbal balik.
Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:
Ada beberapa tujuan pengorganisasian, yaitu:
a.
Membantu
koordinasi, yaitu memberi tugas pekerjaan kepada unit kerja secara koordinatif
agar tujuan organisasi dapat melaksanakan dengan mudah dan efektif. Koordinasai
dibutuhkan tatkala harus membagi unitkerja yang terpisah dan tidak sejenis,
tetapi berada dalam satu organisasi.
b.
Memperlancar
pengawasan, yaitu dapat membantu pengawasan dengan menempatkan seorang anggota
manajer yang berkompetensi dalam setiap unit organisasi. Dengan demikian sebuah
unit dapat ditempatkan di dalam organisasi secara keseluruhan sedemikian rupa
agar dapat mencapai sasaran kerjanya walaupun dengan lokasi yang tidak sama.
Unit-unit
operasional yang identik dapat disatukan dengan sistem pengawasan yang identik
pula secara terpadu.
c.
Maksimalisasi
manfaat spesialisasi, yaitu dengan konsentrasi kegiatan, maka dapat membantu
seorang menjadi lebih ahli dalam pekerjaan-pekerjaan tertentu. Spesialisasi
pekerjaan dengan dasar keahlian dapat menghasilkan produk yang berkualitas
tinggi, sehingga kemanfaatan produk dapat
d.
Memberikan
kepuasan dan memperoleh kepercayaan masyarakat pengguna.
e.
Penghematan
biaya, artinya dengan pengorganisasian, maka akan tumbuh pertimbangan yang
berkaitan dengan efisiensi. Dengan demikian pelaku organisasi akan selalu
berhati-hati dalam setiap akan menambah unit kerja baru yang notabene
menyangkut penambahan tenaga kerja yang relatif banyak membutuhkan biaya
tambahan berupa gaji/upah. Penambahan unit kerja sebaiknya dipertimbangkan
berdasarkan nilai sumbangan pekerja baru dengan tujuan untuk menekan upah buruh
yang berlebihan.
f.
Meningkatkan
kerukunan hubungan antar manusia, dengan pengorganisasian, maka masing-masing
pekerja antar unit kerja dapat bekerja saling melengkapi, mengurangi kejenuhan,
menumbuhkan rasa saling membutuhkan, mengurangi pendekatan materialistis. Untuk
ini pihak manajer harus mampu mengadakan pendekatan sosial dengan penanaman
rasa solidaritas dan berusaha menampung serta menyelesaikan berbagai perbedaan
yang bersifat individual.
Dalam
menetapkan tujuan-tujuan itu perlu adanya pertimbangan, yaitu:
a.
Membatasi
idealisme tujuan yaitu menghindari penetapan tujuan yang terlalu muluk,
sebaiknya dilakukan penyesuaian kapasitas kemampuan teknis dan pengetahuan
dengan besarnya harapan yang hendak dicapai.
b.
Pertimbangan
waktu artinya penggunaan waktu yang sebaik-baiknya, sehingga efektivitas kerja
dapat terjamin.
c.
Pertimbangan
sumber daya yaitu melihat dan penggalian potensi organisasi dan kualitas
anggota organisasi untuk kepentingan kemudahan mencapai tujuan
d.
Keseimbangan
tujuan-tujuan artinya perlu memperhatikan keseimbangankepentingan antara
berbagai pihak. Tidak hanya terbatas pada kepentingan pribadi atau kepentingan
organisasi saja, melainkan juga memperhatikan kepentingan pemerintah dan
publik.
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka tujuan-tujuan yang ditetapkan relatif dapat diseimbangkan. Oleh karena itu dalam proses penetapan tujuan organisasi, seorang manajer harus dapat menentukan dan menciptakan suatu keseimbangan dari tujuan- tujuan ganda, di samping mampu memadukan berbagai kepentingan, agar tujuan akhir dapat memberikan keseimbangan pula antara kepentingan pribadi, organisasi, pemerintah dan masyarakat pada umumnya.
13)
Manfaat
Organisasi
Beberapa manfaat organisasi yaitu:
a.
Organisasi
sebagai penuntun pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan lebih efektif dengan
adanya organisasi yang baik.
b.
Organisasi
dapat mengubah kehidupan masyarakat. Contoh dari manfaat ini ialah, jika
organisasi bergerak di bidang kesehatan dapat membentuk masyarakat menjadi dan
memiliki pola hidup sehat. Organisasi Kepramukaan, akan menciptakan generasi
mudah yang tangguh dan ksatria.
c.
Organisasi
menawarkan karier. Karier berhubungan dengan pengetahuan dan keterampilan. Jika
kita menginginkan karier untuk kemajuan hidup, berorganisasi dapat menjadi
solusi.
d.
Organisasi
sebagai cagar ilmu pengetahuan. Organisasi selalu berkembang seiring dengn
munculnya fenomena-fenomena organisasi tertentu. Peran penelitian dan
pengembangan sangat dibutuhkan sebagai dokumentasi yang nanti akan mengukir
sejarah ilmu pengetahuan.
Pengorganisasian bermanfaat untuk hal-hal berikut :
Pengorganisasian bermanfaat untuk hal-hal berikut :
a.
Memungkinkan
pembagian tugas sesuai dengan keadaan perusahaan.
b.
Mengakibatkan
adanya spesialisasi dalam melaksanakan tugas.
c.
Anggota
organisasi mengetahui tugas-tugas yang akan dikerjakan dalam rangka mencapai
tujuan.
BAB
III
PENUTUP
1.
Kesimpulan
Dari
uraian makalah di atas dapat disimpulkan bahwa sangat penting Pengorganisasian
(organizing) dalam manajemen.Karena merupakan fungsi dari manajemen yang pasti
ada dan sangat dibutuhkan maka peran Pengorganisasian sangat penting dan sangat
menentukan langkah selanjutnya dalam manajemen.Pengertian organisasi dapat
diartikan menjadi dua artian yaitu, dalam arti dinamis disebut pengorganisasian
dan dalam arti statis disebut .Secara sederhana organisasi memiliki tiga unsur,
yaitu ada orang, ada kerjasama, dan ada tujuan bersama. Tiga unsur organisasi
itu tidak berdiri sendiri-sendiri, akan tetapi saling kait atau saling
berhubungan sehingga merupakan suatu kesatuan yang utuh.
Dalam
pengorganisasian terdapat 9 macam teori organisasi yaitu teori organisasi
klasik, teori organisasi birokrasi, teori organisasi human relations, teori
organisasi perilaku, teori proses, teori organisasi kepemimpinan, teori
organisasi fungsi, teori organisasi pembuatan keputusan dan teori organisasi
kontingensi. Dari semua teori ini, tidak satu teori pun yang dianggap paling
lengkap atau paling sempurna, teori-teori itu satu sama lain saling mengisi dan
saling melengkapi. Teori dianggap baik dan tepat apabila mampu memperhatikan
dan menyesuaikan dengan lingkungan dan mampu memperhitungkan situasi-situasi
tertentu.
Sub
bab lain yang terdapat dalam Pengorganisasian yakni, asas atau prinsip, bentuk,
sruktur, pola, langkah atau proses, perilaku, fungsi, tujuan, dan manfaat juga
mempengaruhi baik atau tidaknya, berhasil tidaknya pengorganisasian maupun
manajemen yang menjalankannya.
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para anggotanya.Suatu keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yang baik antar para anggotanya.Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karena adanya faktor internal di pengorganisasian tersebut yang bersifat negatif.
Keberhasilan atau kegagalan organisasi pasti berhubungan dengan peran para anggotanya.Suatu keberhasilan dapat dicapai bila ada kerjasama yang baik antar para anggotanya.Sedangkan kegagalan dapat disebabkan karena adanya faktor internal di pengorganisasian tersebut yang bersifat negatif.
2.
Saran
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik secara individu maupun kelompok.
Agar suatu organisasi berhasil para anggota harus saling bekerjasama dengan baik dan menjaga kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat diselesaikan dengan baik-baik tanpa jarus mengganggu proses organisasi.
Mengingat pentingnya pengorganisasian maka perlu kiranya masalah ini diperhatikan dan dipahami sebaik-baiknya. Setelah mamahami pengorganisasian maka sebaiknya diterapkan dalam bentuk actual di lapangan. Dan untuk para pemimpin sebaiknya harus mengetahui semua hal yang menyangkut tentang organisasi baik secara individu maupun kelompok.
Agar suatu organisasi berhasil para anggota harus saling bekerjasama dengan baik dan menjaga kebersamaan agar apabila terjadi masalah dapat diselesaikan dengan baik-baik tanpa jarus mengganggu proses organisasi.
DAFTAR
PUSTAKA
terimah kasih kak, makalahnya sangat membantu
ReplyDeletesama-sama mbak, semoga bermanfaat
Delete