Makalah REPOSISI PERTANIAN DAN PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
Tugas Kelompok Dosen
Pembimbing
Pengantar Ilmu dan Industri Peternakan Rahmat Hidayat
REPOSISI
PERTANIAN DAN PETERNAKAN DALAM PEMBANGUNAN NASIONAL
OLEH
: Kelompok 2
1.
KHALIDAH
M. NOER HARAHAP
2.
DESLI
KURNIASIH
3.
RISKA
SYAHDAYANI
4.
FIZZATUN
ANNESA
5.
DEFITRI
YENTI
6.
M.
JUADI PASARIBU
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PERTANIAN DAN PETERNAKAN
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI
SULTAN
SYARIF KASIM
RIAU
2015
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah Swt karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang “Reposisi Pertanian dan Peternakan dalam
Pembangunan Nasional” ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.
Kami sangat
berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka memenuhi tugas dari mata kuliah
Pengantar Ilmu dan Industri Peternakan dan menambah wawasan serta pengetahuan
kita. Kami menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah
sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Pekanbaru,
25 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................2
C. Tujuan..........................................................................................................2
D. Manfaat........................................................................................................2
BAB II : PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Reposisi......................................................................................3
B.
Reposisi di Bidang
Peternakan......................................................................3
C.
Masalah yang Dihadapi dalam bidang Peternakan.......................................5
D.
Alasan Perlunya Reposisi di Bidang Peternakan..........................................7
E.
Strategi untuk Mencapai Swasembada Daging Sapi dan Kerbau.................8
BAB III : PENUTUP
A.
Kesimpulan................................................................................................10
B.
Saran...........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Membangun
peternakan pada dasarnya adalah membangun sumberdaya manusia. Dengan demikian
peternakan sangat menentukan dan memiliki peran yang sangat besar dalam
menentukan masa depan bangsa. Masa depan bangsa sangat dipengaruhi oleh tingkat
kualitas sumberdaya manusia, dan ini ditentukan oleh tingkat konsumsi pangan
terutama konsumsi protein hewani asal ternak.
Untuk itu
posisi peternakan sejatinya diletakkan pada posisi dan peran dalam menentukan
kualitas sumberdaya manusia. Bukan lagi, peternakan yang selama ini lebih
banyak diposisikan sebagai sektor yang menyediakan produk pangan hewani,
menyediakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat, dan lainnya.
Sehingga dibutuhkan adanya reposisi paradigma dalam pengembangan
peternakan.
peternakan.
Kegagalan yang dialami selama ini hendaknya dapat digunakan sebagai
pengalaman berharga menuju keadaan yang lebih baik di masa depan.
Karena itu dalam bidang peternakan dibutuhkan reposisi untuk menempatkan
kembali apa yang semestinya agar dapat menempatkan sektor pertanian dan
peternakan lebih baik lagi.
B.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah
dalam penulisan makalah ini adalah sebaai berikut:
1.
Apa yang dimaksud dengna reposisi?
2.
Apa saja masalah yang dihadapi dalam
bidang peternakan ?
3.
Apa alasan pentingnya reposisi di bidang
peternakan?
4.
Apa strategi yang dapat laksanakan untuk
membangun bidang peternakan?
C.
Manfaat Penulisan
Berdasarkan rumusan
masalah diatas, maka manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut
1.
Mengetahui arti reposisi
2.
Mengetahui masalah yang dihadapi dalam
bidang peternakan?
3.
Mengetahui alasan pentingnya reposisi di
bidang peternakan?
4.
Mengetahui strategi yang dapat laksanakan
untuk membangun bidang peternakan?
D.
Tujuan Penulisan
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini, antara lain sebagai berikut:
1.
Memenuhi tuntutan tugas dari dosen
2.
Dapat menambah wawasan dari ilmu pengetahuan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Reposisi
Reposisi berasal dari kata “re” dan
“posisi”. “re” memiliki makna kembali/ulang sedangkan posisi berarti tempat
atau lokasi. Secara umum pengertian reposisi adalah penempatan kembali sesuatu
pada tempat semula. Paradigma memilik makna cara pandang terhadap sesuatu
permasalahan, model, kerangka dan cara berpikir terhadap suatu obyek.
B.
Reposisi di Bidang Peternakan
Reposisi tentang impor daging dan
peternakan rakyat menuju swasembada daging berarti ada yang kurang tepat
mengenai impor daging sapi, sehingga diperlukan paradigma baru untuk
menempatkan para peternak pada tempatnya semula atau tempat yang baru guna
optimalisasi produksi daging sapi dalam jumlah yang cukup, sehingga pendapatan
dan kesejahteraannya meningkat.
Perkembangan supply dan demand daging
sapi Indonesia kerbau selama kurun waktu tahun 2005-2009 menunjukkan bahwa
trend pemenuhan konsumsi daging sapi Indonesia berkecenderungan mengarah ke
jebakan pangan “food trap” yaitu
lebih dari 50% konsumsi daging sapi dipenuhi dari impor.
Semenjak diberlakukannya program
Swasembada daging sapi 2014 (PSDS 2014) tentunya dengan evaluasi program
sebelumnya maka pada tahun 2011 Indonesia memperoleh momentum baru untuk
melaksanakan Program Swasembada Daging Sapi yaitu dengan dilaksanakannya
Pendataan Sapi Potong, Sapi Perah dan Kerbau dengan metode sensus bekerja sama
dengan BPS. Maka sejak tahun 2011 porsi impor terus menurun dan pada tahun 2014
porsi diharapkan kurang dari 10%.
1.
Hasil Survey Penyediaan dan Impor Daging Sapi
Angka penyediaan, impor daging sapi Indonesia adalah sebagai berikut ini:
a)
Tabel 1. Road Map Swasembada Daging Sapi
2010-2014
Perubahan ini memerlukan
cara pandang baru atau reposisi paradigma tentang impor daging dan memerankan
peternakan rakyat lebih besar dan menjadi tulang punggung menuju swasembada
berkelanjutan.
b)
Perkembangan Import Daging dan Sapi
Bakalan tahun 1993-2012
Grafik pertumbuhan populasi sapi, impor
daging dan sapi bakalan serta pemotongan ternak.
Berdasarkan grafik tersebut diatas
didapatkan beberapa kesimpulan yakni (1) Puncak importasi sapi bakalan dan
daging terjadi pada tahun 2009. Padahal pertumbuhan populasi sapi lokal tumbuh
sebesar 5,3% per tahun, sedangkan pemotongan ternak berkisar 1,6 – 2 juta ekor
per tahun. (2) pada pertengahan tahun 2011 reposisi dimulai dibuktikan dengan
menurunnya jumlah impor daging dan sapi bakalan.
C.
Masalah yang Dihadapi dalam bidang
Peternakan
Masalah yang dihadapi selama ini
dikelompokkan menjadi tiga sisi yakni sisi Supply, sisi Demand dan sisi
distribusi.
1)
Sisi Supply
Ketidakpercayaan beberapa pihak terhadap data yang berkembang saat ini
khususnya populasi ternak sapi dan kerbau. Data populasi ternak sapi dan kerbau
(table 1) tidak dipercaya sebagai data real yang kemudian menyimpulkan akan
terjadinya swasembada pada tahun 2014. Oleh karena itu perlu dilakukan
pendataan ulang.
Selain itu parameter teknis berat badan dan konversi karkas sapi yang
dinilai terlalu tinggi (bukan 51% tetapi hanya 47%).
2)
Sisi Demand
Angka konsumsi daging sapi masyarakat
Indonesia per kapita per tahun dinilai terlalu rendah yaitu hanya sekitar 2 kg
per kapita per tahun.
3)
Sisi Distribusi
Dihembuskan berbagai isu di media massa
tentang kelangkaan daging sebagai akibat tidak adanya stock ternak rakyat,
sehingga harga daging menjadi mahal.
Kementrian Pertanian menyampaikan beberapa
solusi untuk menjawab ketiga sisi tersebut diatas pada acara Rapat Kerja
Nasional Ikatan Senat Mahasiswa Peternakan Indonesia (ISMAPETI) di Makassar
(30/3).
a.
Sisi Suply :
-
Dilakukan Pendataan Sapi Potong, Sapi
Perah dan Kerbau (PSPK2011) dengan metode Sensus kerjasama dengan BPS.
-
Dilakukan survey karkas bekerja sama
dengan Perguruan Tinggi yang hasilnya konversi karkas memang sebesar 50-51%
dari berat hidup.
b.
Sisi Demand :
Dilakukan berbagai
pertemuan yang melibatkan para ahli statistik, ahli gizi, ekonomi pertanian,
BPS, stakeholders, yang
menyimpulkan konsumsi riil daging sapi kerbau masyarakat Indonesia memang
sekitar 2,2 kg pada tahun 2012.
c.
Sisi Distribusi
1.
Harga daging mahal hanya terjadi di
Jabodetabek saja, sebagai akibat para pelaku usaha masih berorientasi bisnis
sapi dan daging impor. Sehingga aliran ternak lokal ke pasar dan tempat
pemotongan di Jabodetabek mengalami hambatan.
2.
Memperlancar distribusi ternak lokal
dengan kerjasama Kementerian Perhubungan dan Kementerian BUMN untuk membuat
kapal khusus ternak, menghidupkan angkutan kereta api ternak sapi dan daging
sapi, dan memperbaiki fasilitas dermaga untuk ternak.
3.
Mempertemukan langsung antara para pelaku
usaha yaitu para peternak/ kelompok ternak dan para SMD dengan Rumah Potong
Hewan (RPH), Hotel Restoran Katering (Horeka), sehingga memungkinkan
terjadinya penjualan langsung sapi atau daging tanpa melalui perantara.
Pertemuan ini telah menghasilkan kontrak-kontrak dagang khususnya untuk
memenuhi kebutuhan Jabodetabek.
4.
Surat Edaran Bersama antara Menteri
Pertanian dan Menteri Dalam Negeri yang meminta para Gubernur di daerah sentra
produksi untuk membina Bupati/ Walikota dapat menjamin kesinambungan pasokan
sapi atau daging sapi untuk Jabodetabek
D.
Alasan Perlunya Reposisi di Bidang
Peternakan
Alasan perlunya reposisi diantaranya adalah sebagai berikut :
1.
Untuk merealisir amanat UU No.18 Tahun
2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan dan UU No.18 Tahun 2012 tentang
pangan yang menggariskan perlunya pemanfaatan sumberdaya lokal peternakan ke
arah Kedaulatan Pangan.
2.
Mengembalikan Posisi Peternak Sapi kerbau
Lokal yang sempat jatuh posisinya sehingga harga ternak sapi turun.
3.
Diterbitkannya blue print dan road map Program Swasembada
Daging Sapi yang lebih sesuai dengan perkembangan.
4.
Menjadikan posisi peternak lokal dari price taker menjadi price leader sehingga
pendapatan dan kesejahteraan meningkat.
5.
Pemberdayaan peternak sapi kerbau lokal
yang berjumlah 6,4 juta Rumah Tangga Peternak.
6.
Menurunkan porsi impor secara bertahap
sesuai dengan perkembangan ternak sapi kerbau lokal.
7.
Memberi Pengertian bahwa swasembada tidak semata-mata
untuk menurunkan impor tetapi untuk pendapatan dan kesejahteraan peternak.
E.
Strategi untuk Mencapai Swasembada Daging
Sapi dan Kerbau
Memasuki tahun ke-3 pelaksanaan PSDSK, strategi untuk mencapai swasembada
daging sapi dan kerbau sampai tahun 2014 sebagai berikut :
1.
Hulu
Pembenahan perbibitan
melalui penguatan UPT perbibitan baik UPT pusat ataupun daerah melalui
pengembangan perbibitan bekerjasama masyarakat.
2.
On Farm
a.
Pemberian pakan yang cukup baik kuantitas
maupun kualitas khususnya di Sentra Populasi dan Produksi sapi kerbau di
Indonesia Bagian Timur melalui padang penggembalaan dan perbaikkan
embung-embung sebagai sumber air untuk ternak dan penerapan teknologi pakan
lainnya.
b.
Program penggemukan dan tunda jual untuk
meningkatkan berat badan potong karena 85% ternak sapi kerbau yang dipotong
dalam kondisi kurus dan sedang.
c.
Penurunan angka kematian ternak dari 3,5%
ke 1,65% dan penurunan angka kesakitan dari 35% ke 25% melalui
pemberantasan penyakit hewan menular dan tidak menulur.
d.
Revitalisasi Rumah Potong Hewan (RPH) yang
ditargetkan akan memperbaiki 54 RPH sampai tahun 2014.
3.
Hilir
Memperbaiki dan meningkatkan indeks
distribusi dari 0,61 ke 0,71 melalui perbaikan distribusi dan tataniaga sapi,
kerbau dan daging yaitu kerjasama dengan Kementerian Perhubungan, BUMN untuk
angkutan ternak hidup dan daging
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Reposisi berasal dari kata “re” dan
“posisi”. “re” memiliki makna kembali/ulang sedangkan posisi berarti tempat
atau lokasi. Secara umum pengertian reposisi adalah penempatan kembali sesuatu
pada tempat semula. Paradigma memilik makna cara pandang terhadap sesuatu
permasalahan, model, kerangka dan cara berpikir terhadap suatu obyek.
Kemudian masalah yang dihadapi selama ini
dikelompokkan menjadi tiga sisi yakni sisi Supply, sisi Demand dan sisi
distribusi.
Strategi demi strategi sangat dibutuhkan
dalam pemenuhan kebutuhan daging di Indonesia agar permasalahan yang selama ini
terjadi dapat ditanggulangi dengan baik.
B.
Saran
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu
saran-saran dari berbagai pihak yang bersifat membangun, sangat diperlukan demi
kesempurnaan makalah ini, atas perhatianya kami mengucapkan terima kasih
Daftar Pustaka
http://ziazannititah-pawana.blogspot.co.id/2013/09/reposisi-paradigma-impor-daging-dan.html
sama-sama
ReplyDeleteterima kasih atas sarannya :)